Friday, 9 January 2009

Melihat Dunia Dengan Cara yang Berbeda


Ceritanya, akhir-akhir ini, hotel di mana gue bekerja, banyak kedatangan tamu-tamu tunanetra dari berbagai negara, yang menghadiri seminar atas undangan UNESCO yang letaknya gak jauh dari hotel. Mereka nginep sekitar minimal seminggu lebih.

Yang bikin gue kagum, banyak diantara mereka yang hadir berpasangan, dimana keduanya sama-sama buta, tapi kelihatannya hidup mereka normal-normal aja. Beberapa diantara mereka datang dengan anjing mereka (buset itu bayar berapa ya di pesawat?), dengan lap top mereka (gue gak tau gimana mereka bisa menggunakan komputer mereka, tapi gue yakin itu adalah barang yang sangat berharaga buat mereka). Diantara mereka, ada yang mantan menteri tenaga kerja (aduh gue lupa, menteri apa ya dia, mendagri atau menaker Inggris) David Blunket, yang buta semenjak lahir. Tauk gak sih lo, dia cukup ganteng dan menarik bow... yah ternyata gue baca di wiki, doi emang banyak skandal percintaan dengan berbagai wanita..hahah.

Beberapa, ada yang datang bersama pasangan mereka yang tidak buta, bikin gue salut sama mereka yang mampu mengabdikan hidupnya untuk kepentingan pasangan hidupnya, menolong tanpa pamrih, karena terus terang, gue belom tentu bisa. Kecuali kalau anggota keluarga gue mendadak ada yang begitu, gue pasti mau ngebantu (aduh mudah-mudahan nggak akan pernah kejadian).

Kita banyak direpotkan juga sih dengan mereka, karena misalnya tau-tau anjingnya udah kebelet pipis pagi-pagi, majikannya belom sempet ngeluarin mereka keluar karena masih sibuk ngeraba-raba situasi tempat, eh tau anjingnya udah ngompol duluan, bikin temen gue misuh-misuh (ya temen gue mah emang rada-rada..., udah gemes kali dia kecapean). Dan salah satu dari mereka yang bawa lap top, sempet kehilangan lap topnya di taxi yang membawa mereka dari bandara ke hotel kita, jadilah gue kerepotan telepon sana sini, sedangkan mereka tidak pernah tau nama taxi, nama supir, nomor kendaraan dan lain sebagainya (kata mereka, ada orang yang nolongin mereka manggilin taxi di airport, jadi mereka ya masuk-masuk aja). Belom lagi, kalau mereka minta pesan taxi, trus tau-tau supir taxinya gitu dateng jemput ke loby hotel, langsung nolak gitu ngeliat calon tamunya punya anjing. Kata mereka, gak ada taxi di Paris yang mau bawa anjing di dalam mobil mereka. Ihh... supir-supir taxi di Paris emang terkenal nyebelin dan kasar-kasar! Katanya mereka gak berhak menolak tamu buta yang bawa anjing (menurut hukum).
Pokoknya kerja kita jadi lebih extra untuk tamu-tamu kita yang spesial... Tapi manfaat yang ambil, jadinya gue diingetin lagi untuk lebih sabar, dan belajar lebih bersukur dengan apa yang gue punya.

Cukup menarik juga bagaimana melihat mereka bertahan hidup. Ada yang gak pakai anjing, ada yang ngeluarin gadget braille elektroniknya (mirip kayak pager bo!), dan tidak heran, mereka juga jadi tontonan tamu-tamu lainnya, apalagi ketika mereka saling berjumpa di lobby hotel, dan terdengar dari percakapan mereka bahwa mereka sudah sering bersua sebelumnya di suatu konferensi lain. Ada yang dari Arab Saudi yang senengnya minta ampun sama gue, begitu dia tau gue dari Indonesia. Udah gitu, sempet ngelawak, suatu hari, "Jackie, how are you?! I didn't see you yesterday!!"
"I am fine thank you. I was here yesterday, i saw you, and said hello to you, but it seemed that you did not recognize my voice because there was so many noise around!"
"Really? You saw me? But i did not saw you??!!!"
(ya iyalah.. !!!)

Trus ada juga yang sebelum keluar dari lobby hotel, betulin rambutnya dulu, seakan-akan dia sedang melihat refleksi wajahnya di pintu kaca hotel kita.

Semenjak kemarin, mereka sudah mulai banyak yang check-out. Gue pusing mikirin billnya, karena ada yang dibayarin assosiasi mereka, ada yang harus bayar sendiri, ada yang ketinggalan dari grupnya, ada yang gue lupa nagih tagihan ini itu yang lahir dari penggunaan kamar mereka,. Trus ada yang ngamuk-ngamuk sama gue, karena gue nyuruh temen kerja gue nemenin dia ke kamarnya in case kunci kamarnya emang gak beres. Yah bukannya gue ngelecehin sih, tapi maksud gue memudahkan dia sebetulnya. Sebelumnya dia ngeluh kalau kartu kunci kamarnya gak berfungsi. Gue kasih dia kunci baru, sambil minta tolong temen gue anterin itu cewek ke kamar. Kunci kamar terdemagnetisasi adalah hal yang biasa di hotel-hotel, jadi daripada capek bulak balik kan mendingan temen gue aja yang kalau emang gak berfungsi, turun ke loby hotel untuk minta gue bikin kunci baru.. Eh ini cewek bentak-bentak gue, dia pikir gue nganggap dia anak kecil, dan adalah kesalahannya kalau dia gak berhasil buka pintu kamarnya. Sedangkan tamu yang dari Arab Saudi gak punya lagi duit Euro untuk bayar konsumsi minibarnya, dia ngasih gue duit Real Arab, which is unacceptable actually, karena gue harus nanggung akibatnya: gue gak tau rate real, jadi gue harus nombok dari kantong pribadi untuk nutup transaksi gue.

Dan ketika gue lagi sibuk-sibuk gitu, datanglah tamu lain yang baru datang, pasangan Canada. Yang perempuan, maaf, cacat di mukanya. Entah seperti ada tumor di mukanya yang membuat kepalanya seperti bengkak .. dan wajahnya mengingatkan gue kepada film beauty and the beast. Dia menggunakan tongkat untuk orang buta (walaupun gue gak yakin dia buta, karena dari caranya memandang gue ketika berbicara, dia tampak normal)... tapi suaminya normal, maksud gue, sehat, dan cukup menarik. Gue memandang suaminya dengan kagum, betapa hati orang ini sangat mulia... Dari cara mereka berbicara kepada orang-orang disekitar, dan kepada satu sama lain, tidak terbesit sedikitpun rasa minder dari cara mereka berbicara... Gue pun bertanya-bertanya dalam hati, apakah suaminya punya andil yang besar untuk memberikan kepercayaan diri kepadanya? Entahlah...

Rasanya gue sering terkagum-kagum melihat kecantikan para model... baju-baju yang indah... tapi begitu gue mengalami kejadian ini, rasanya gue mikir, gila.. gue harus puas-puasin diri, memandang segala sesuatu yang indah di dunia ini.. termasuk para lelaki ganteng di metro Paris... hahaha (serius amat sih baca tulisan gue!).

Btw, gue baru baca kemarin di kompas.com, bahwa Louis Braille (yang ternyata orang Perancis dan ternyata makamnya ada di deket hotel gue di Les Invalides), baru saja berulang tahun ke 200. Dan konferensi untuk para tunanetra ini digelar untuk memperingatinya! Pantesan, kok tau-tau awal tahun gini, hotel kita penuh banget dengan tamu-tamu. Baca deh riwayat hidup si pencipta huruf yang sangat berjasa untuk para tunanetra, yang ternyata sangat menarik dan penuh perjuangan...