Showing posts with label indonesia. Show all posts
Showing posts with label indonesia. Show all posts

Tuesday, 16 December 2008

Jaga Baik-baik Laki Lo..

"Awasin terus, tempel terus tuh laki lo..jangan kasih kesempatan cewek-cewek pemburu bule ngembat dia..."

Jadi begitulah, nasihat yang sering gue denger dari temen-temen gue yang menikah dengan pria Bule, setiap mereka pulang ke Indonesia boyong suaminya, mereka selalu was-was, katanya laki mereka sering di"colek" cewek laen... kalo mereka bawa ke disco, trus yang ceweknya ke wc, eh balik-balik lakinya lagi digodain cewek laen.

Malah ada temen gue yang cerita, ada pemburu yang desperate, dianya masih duduk di samping suaminya aja, eh itu wanita pemburu bule udah pada sibuk pasang aksi ke suaminya, gimana gak melotot itu mata temen gue. Yah, kalau gue pikir sih emang bener desperate itu pemburu bule, karena asli, suami temen gue itu asli gak cakep (untuk ukuran dibandingin sama cowok Indonesia sekali pun, yeah.. walaupun suaminya emang bule, yang notabene orang-orang kan sering bilang lebih kece dari produk lokal - masa sih?) , dan gayanya biasa banget, alias gak yang bule punya duit banget (padahal emang suaminya itu tajir berat sih, haha.. berarti cewek pemburu bule itu daya "cium"nya boleh juga ya?).

Nah kemaren waktu pulang, gue lagi-lagi mendengar nasihat ini beberapa kali dari beberapa temen-temen gue, suruh tempel atau ikutin terus suami gue ke mana dia pergi. Tapi... waktu gue ke mall, gue sendiri males nempelin suami gue ke mana-mana, apalagi gue orangnya sering beser gitu kan, bentar-bentar pipis, masa suami gue disuruh ngikut gue ke wc? Parno amat gue ya? (Parno apa keGRan?)

Udah gitu, gue pikir-pikir ya, gue gak ngajak dia ke disco, aktifitas kita di Jakarta cuman nge-mall, ngafe, ngeresto, ke tempat-tempat yang pengunjungnya pun juga pada gak kampungan kalo ngeliat bule khan. Kebanyakan juga orang kantoran yang bisa satu kantor sama bule juga. Dan gue yakin, diantara mereka udah pada tau bule oke ato bule norak, yang rata-rata juga udah pada sering liat bule di negara aslinya, jadi udah tau buruk jeleknya para bulesss (yeah.. gue sebetulnya paling males sama kata-kata bule, hehe).

Tapi gue akuin, kadang ada rasa was-was juga sih kalo ninggalin dia, kayak dia nungguin gue potong rambut, di salah satu cafe di mall yang sama. Ntar kalo tau-tau ada cewek iseng gimana ya? Tapi gue pikir-pikir lagi, ya elahhh... kalau mau gaet suami gue mah, gih dah sana, cobain..soalnya dia asli kere gak punya duit dan gak cakep-cakep amat juga. Jadi, kalau mau siap menderita kayak gue, jadi istri bule tinggal di luar negeri kismin berat, ya sok deh cobain... hahaha...

Dan pula, suami gue kalo suruh cari istri baru dari Indonesia lagi, ya juga males, udah ampun-ampunan ngurus ijin tinggal buat gue yang sampe sekarang pun gak kelar-kelar deh.. dan belom lagi harus didik "istri" baru untuk belajar bahasa Perancis, budaya kejunya Perancis, dan lain sebagainya hahaha... itu sih kembali ke titik nadir namanya, dan belon tentu dia mau harus ngalamin itu semua... !!!

Kalo gue inget tentang pengalaman temen-temen gue, dibandingin ama pengalaman gue, gue jadi mikir, siapa yang harus dikasih hani ya, para bule seekers, temen-temen gue atau gue dan suami gue ya? Kayaknya golongan terakhir deh, soalnya hidup di luar negeri menderita gini..hahaha.. :))




Tuesday, 9 December 2008

I am back... from dreams to reality!

After 5 weeks away from France to go home back to the loveliest country on earth (indonesia), i am back to reality... menghadapi dinginnya cuaca Perancis, dan hebatnya tadi siang salju turun..bikin saya semakin ngedumel-ngedumel. Belum lagi saya meringis menatap wajah tukang daging dan tukang sayur dekat rumah saya, betapa saya tidak merindukan mereka, walaupun mereka selalu baik terhadap saya. Saya pun juga mulai lupa kata-kata sakti dalam memesan daging (padahal waktu liburan saya tetap menggunakan bahasa ini untuk berkomunikasi kepada teman-teman perancis yang ikut dengan kita).

Banyak sekali yang saya lakukan ketika kemarin pulang kampung, dan sayangnya banyak sekali tidak sempat berjumpa dengan kawan-kawan lama saya, karena kesibukan mereka, dan juga waktu yang mepet di Jakarta...Saya pun tidak lama menghabiskan waktu dengan keluarga saya.. padahal saya ingin berlama-lama dengan mereka, khususnya melihat keponakan-keponakan saya tumbuh menjadi besar!

Banyak hal baru yang saya lakukan ketika kami di Indonesia, misalnya rafting, diving, surfingdan yang asik adalah makan kecombrang..betapa saya merindukan tanah airku itu!

Saya transit di Abu Dabhi, karena saya naik pesawat Etihad yang merupakan pesawat nasional para emirati.. Sungguh saya puas dengan pelayanan mereka, dan entertainment mereka yang nomor satu, terutama makanannya yang tiada tara! Sandwichnya aja maknyus banget, padahal saya biasanya paling malas makan sandwich!

Transit di Abu Dabhi adalah transit yang cukup membosankan, karena tempat transitnya kecil, dan bising sekali dengan pengumuman-pengumuman. Tapi saya terkesima dengan international people yang bekerja di dalamnya. Saya menemukan wajah-wajah yang mirip dengan saya, yang ternyata mereka adalah orang Philipina.

Satu yang menjadi sorotan saya adalah banyaknya TKI yang menumpang pesawat yang sama., yang hendak pulang kampung, maupun berangkat kerja ke tanah Arab. Rasanya iba melihat banyak dari mereka yang datang dari desa terpencil di Indonesia untuk mengadu nasib, tapi sering ditipu sana sini, disiksa... Salut kepada mereka, pahlawan devisa Indonesia.

Tapi yang saya sesalkan dan yang bikin saya makin sadar ketinggalannya bangsaku, adalah, ketidakmampuan mereka dalam bersikap, tidak ada budaya yang baik sebagai penumpang pesawat. Rata-rata dari mereka tidak tahu budaya antri, dan berlaku membahayakan semua awak pesawat, dengan tidak mematikan handphone mereka di pesawat, dan juga terus menerus bersms-an hingga detik terakhir pesawat siap lepas landas. Terakhir yang bikin malu, adalah ketika pesawat baru saja landing, mereka sudah melepas sabuk pengaman dan membuka bagasi kabin yang terletak di atas kursi mereka. Otomatis pramugari ngamuk berat...

Duh, bangsaku, engkau memang indah sekali.. tapi masih banyak PR kita, yaitu memajukan dan mendidik bangsa. Rasanya ingin turun tangan membantu apa saja yang bisa kita bantu untuk membangun bangsa... jadi ingat teman yang tidak sedikit pun ingin pulang, karena Indonesia terlalu terbelakang.. Mungkin dia lupa kalau roma tidak dibangun dalam satu hari, dan prosesnya panjang sekali. Mungkin dia hanya mau enaknya aja, biar orang lain yang membangun Indonesia, nanti kalau Indonesia udah bagus, baru deh mau pulang... dia tinggal menikmati perjuangan orang lain... nggak sadar kalau bangsa kita membutuhkan uluran tangannya juga untuk dibangun...

Ah, rasanya tempat saya bukan di Perancis... jadi ingat kata sepupu saya kemarin, hujan emas di negeri orang, lebih enak hujan batu di negeri sendiri..hihihi.. kuno sih, tapi kadang saya memahaminya.


Thursday, 3 January 2008

Semoga Bukan Tong Kosong Nyaring Bunyinya




Inikah jawaban atas pertanyaan saya yang dilontarkan minggu lalu? (maaf ya Yuana, Lita, dan Dian, saya belom sempet jawab lagi.. hehe... Tapi terimakasih atas masukan kalian, sangat berguna, bisa saya pakai kalau nanti guru saya nantang saya balik..hehehe).

Hari ini, saya baca di halaman awal dari koran International Heral Tribune terbitan hari ini, iklan tentang "invitation to invest" di Indonesia oleh BKPM. Satu halaman penuh promosinya bo...

Iklan ini agak berlebihan sih, karena dibilang kalau Indonesia sangat zero tolerance sama korupsi... ah.. situ bisa aja deh! Seinget saya, temen saya kemaren masih sempet ngeluh, kalo orang-orang BKPM masih mata duitan, meski tidak lupa dia mengatakan kebaikan-kebaikan dari mereka juga (lebih tanggep dalam bekerja). Tapi, iklan ini tidak lupa menyisipkan pesan-pesan sponsor, yaitu keunggulan pariwisata kita, yang berarti "hurah!!!" pemerintah Indonesia mulai lagi beriklan!

Segitu aja deh updatenya... semoga iklan ini bukan cuman tong kosong nyaring bunyinya. Semoga beneran, nanti-nanti gak ada korupsi lagi di Indonesia, dan pariwisatanya makin jaya! Amiiin!!!! Ditunggu iklan-iklan dalam media perancis deh, mumpung orang Perancis lagi agak haus dengan budaya lain (walaupun daya beli menurun.. hahahaha - tantangan tuh buat pemerintah Indonesia untuk ngajak orang perancis liburan jauh-jauh sekalian!


Dan ngomong-ngomong, dimana berita tentang adanya proyek lanjutan Kyoto Protocol di Bali, yang akan diadakan selama dua minggu, dan bakal dihadiri 10.000 hingga 15.000 orang? Kok saya cari di detik.com atau kompas gak ada ya? Apa mata saya terlalu juling? Sedangkan di sini setiap media besar memberitakannya, gue udah sesumbar ke temen sekelas gue nih, dengan bilang, iklan pemerintah Indonesia yang saya liat di youtube, berbuah hasil!

Happy visit Indonesian year 2008, Indonesiaku sayang!

Salah satu iklan yang saya pernah lihat di youtube, yang berhubungan dengan tema After-Kyoto Protokol conference:



Dan ini katanya teaser iklan visit Indonesian year 2008:

Apa Sih Yang Kurang Dari Pariwisata Kita?

Hari ini guru di sekolah, banyak banget berbicara tentang Malaysia dari segi tourism, mengapa mereka sangat hebat sekali dalam pariwisata, dan menduduki peringkat yang lumayan tinggi dalam hal index pariwisata di dunia (kerentanan mereka terhadap industri pariwisata dilihat dari bagaimana negara itu menangani keadaan pariwisata di negaranya, hal ini dilihat dari beberapa faktor, antara lain masalah regulasi pariwisata, kelengkapan infrastruktur atau bagaimana masyarakat suatu negara menerima dengan baik wisatawan asing). Indonesia, menduduki urutan ke-60, melampaui India, Afsel, dan beberapa negara asteng lainnya. Index pariwisata ini diterbitkan oleh organisasi dunia dalam bidang Ekonomi, yang berpusat di Davos, Swiss (itu loh, yang tahun lalu Angelina Jolie dan Brad Pitt secara khusus dateng ke sana, dan langsung bikin heboh dunia paparazzi).

Nah, sampailah si guru, menceritakan bahwa iklan pariwisata Malaysia sangat menarik dan menggoda. Sayangnya (atau untungnya), waktunya gak cukup, jadi kita gak sempat melihat iklan yang dimaksud. Tapi saya udah kebayang, kira-kira bagaimana rupa iklan itu. Trully Asia, yang digambarkan dengan orang dari berbagai suku bangsa, dan mungkin banget ada orang dayaknya. Sempet terlintas di kepala saya, lagu rasa sayange dan juga reog ponorogo yang minggu lalu katanya diklaim sebagai barongan mereka.

Secara khusus, setelah bubaran kelas, saya datangi guru saya, dan saya tanya, mengapa dia pilih membahas malaysia hari ini, dari sekitar 124 negara yang diteliti index pariwisatanya, mengapa mereka? Kira-kira saya sudah tau apa jawaban dia. Katanya, dia sangat tertarik dengan iklan yang ditampilkan di media-media, seperti di majalah, CNN, de el el Juga banyak sekali list yang diberikan oleh UNESCO terhadap kebudayaan mereka (masa iya sih?). Saya jelaskan, memang kami mengakui bahwa mereka memang sangat jago menjual pariwisata mereka, sangat diacungi jempol. Kemudian saya juga bercerita, tentang masalah promosi pariwisata mereka yang banyak menyinggung perasaan bangsa kami. Profesor saya cuman mengangguk-angguk. Rasanya saya seperti orang bodoh deh, mencoba menjelaskan suatu kenyataan, tapi sepertinya orang tidak terlalu peduli.

Saya tidak sirik dengan Malaysia, kalau mereka memang kaya akan sumber pariwisata, biarlah mereka menjadi terdepan. Setidaknya kami bangsa Indonesia tidak pernah mengkritik cara Thailand mempromosikan daerahnya yang memang ok berat, dan karena mereka tidak pernah merugikan bangsa kita kan? Atau Philippina yang tidak juga mengklaim hal-hal tertentu, padahal budaya kita kan juga banyak kesamaannya dengan mereka. Yang paling tidak saya suka, adalah bagamana orang lain mengklaim bahwa sesuatu adalah hasil pemikiran mereka, kemudian membuat kesan kalau hanya di daerah mereka lah hal itu dikenal dan lahir di sana.

Oke, saya tidak akan berpanjang-panjang tentang hal yang sudah sangat sering dibahas ini, karena tidak banyak gunanya kita menyalahkan mereka. Yang penting bagaimana kita melihat diri kita, dan membangun apa yang perlu ada, atau diperbaiki.

Sesampainya di rumah, saya buka situs berita Le Monde untuk mencari berita-berita terkini, dan lucunya, di situ ada iklan tentang pariwisata Malaysia, menggunakan bahasa perancis. Hebat, dalam hati saya. Mereka benar-benar all out terhadap pariwisata mereka, termasuk mengenal benar target mereka, yaitu orang perancis yang gak bisa bahasa lain selain bahasa perancis. Di dalamnya ada tentang orang dayak, makanan, de el el. Trus di mana dong, iklan-iklan pariwisata kita, ulasan tentang rendang dalam bahasa perancis, misalnya? hehe.

Saya pernah secara khusus mencari iklan pariwisata Indonesia di youtube, dapat! Iklan itu pakai bahasa inggris, dan entah apakah iklan ini pernah ditampilkan di CNN atau di expo-expo international? Iklan berdurasi panjang ini sepertinya tidak untuk ditampilkan di TV, jadi ditampilkan mana dong? Di Le Monde, saya tidak pernah lihat deh iklan pariwisata Indonesia, meski kalau di kedutaan RI Paris sih pernah lihat juga ada brochure-brochure, tapi orang kan harus secara khusus datang ke sana bukan?

Rasanya lemes deh, sadar bahwa kita memang masih harus beres-beres atau cuci piring. Untungnya, walaupun belum maksimal hasilnya, pemerintah kita sudah mulai sadar apa itu marketing negara kita (kayaknya sadarnya udah lama sih, semenjak visit Indonesia year berpuluh-puluh tahun yang lalu, lupa kapan pastinya..hehe). Ternyata tahun depan, bakal ada lagi tahun visit Indonesia Year 2008.

Coba lihat situs ini: http://www.my-indonesia.info/index.php. Coba juga lihat foto-fotonya yang dibikin oleh agen RIA NOVOSTI, kalau saya tidak salah, ini adalah kantor berita resminya Russia. Apakah kita pernah tahu tentang keberadaan situs ini? Kalau saya tidak khusus mencarinya, saya tidak akan pernah tau. Huuu... saya ini orangnya ignorant sekali ya ternyata.... apa pemerintah yang kurang promosi?

Saya juga mencari tahu tentang situs budaya UNESCO dan bandingkan dengan negara-negara tetangga. Untungnya Indonesia masih punya lebih banyak hal yang termasuk dalam list UNESCO, walaupun bila dibandingkan dengan Italia atau Perancis, Indonesia kalah jauh banget, tapi setidaknya ini cukup membanggakan saya (sedikit bisa bernapas lega kalau apa yang dikatakan profesor saya tentang negara tetangga yang saya sebutkan sebelumnya, tidak benar adanya..).

Saya pernah baca, miss pariwisata Indonesia tahun 2006, (lupa namanya siapa) berkata: "Sebetulnya kesuksesan pariwisata Indonesia bukan hanya bergantung kepada pemerintah aja loh, tapi juga seluruh lapisan masyarakat". Hmm.. kesannya emang kata-kata dia orba banget sih, tapi setelah saya renungkan, bener juga loh. Kalau kita cuman menuding pemerintah gak komit dalam menjalankan pariwisata, dan kita terus berlaku seenaknya terhadap wisatawan (tidak kooperatif) yah percuma juga itu peraturan digolkan ditingkat atas kalau kitanya juga gak komit untuk menjalankannya. Saya pikir, keberhasilan Indonesia bukan hanya usaha satu golongan saja, tapi juga usaha setiap orang.

Saya gak mau ah berteori-teori, saya sendiri gak punya solusi yang jelas nyata dan jreng hasilnya. Tapi sekiranya, saya tidak akan pernah berhenti mempromosikan negara saya kepada khalayak ramai, ke semua orang yang saya tahu, walaupun saya tahu, wisman-wisman yang datang ke Indonesia bakal terus kecele merasa terus diplorotin. Tapi saya gak mau putus asa, karena saya pikir, orang Indonesia bisa belajar dengan langsung praktek. Kalau menunggu mereka berubah, ya kapan? Gimana kalau wisman terus datang, dan orang Indonesia jadi "dipaksa" belajar berubah?

Ah, maaf kalau saya terlalu nasionalis terhadap Indonesia. Temen Phil saya di kelas yang lama tinggal di My aja sering kali membanggakan negara itu, dan sudah sangat hopeless dengan keadaan negaranya sendiri, makanya dia sering kali godain saya setiap saya bilang, saya gak suka dengan negara tetangga kami itu.

Bukan dari segi saya tidak suka orang-orangnya, tapi saya hanya tidak suka cara mereka seperti anak kecil yang manja, yang apa-apa mau diaku miliknya. Kalau soal mereka lebih maju, memang kenyataannya seperti itu, ya mau apa? Tapi yang jelas, rasa marah kalau budaya kita diambil negara lain, tidak ada hubungannya dengan masalah sifat orang-orang di negara itu. Saya tidak membenci orang-orangnya, tapi tidak menyukai negaranya.

Teman Phil saya ini, sering kali bilang ke saya, kalau dia ingin sekali pensiun di My atau bikin investasi di negara itu, karena dia cinta banget dengan My. Dia sering ngajak saya. Hehehe.. saya mah ogah deh mbak, bukan negara gue juga sih, kalau saya bisa dan mampu sih, mendingan nolongin bangsa sendiri aja deh yang jelas-jelas bikin ortu atau generasi penerus bangga. Kesannya saya emang terlalu banyak omong, tapi entah kenapa, saya memikirkan keponakan kecil saya yang imut-imut, apakah nanti kalau dia sudah mengerti tentang dunia, apakah masih ada sesuatu di Indonesia yang bisa dibanggakannya? Jangan-jangan dia malah malu jadi orang Indonesia, seperti generasi-generasi seumuran saya.

Menurut teman-teman, apa sih yang kurang dari kita? Apakah ada yang bisa kita bantu untuk menolong Indonesia? Walaupun hanya sedikit tenaga, tapi kan lebih baik daripada tidak pernah sama sekali....

Yang ini pesan yang saya tulis di salah satu blog saya (yang bahasanya bukan bahasa indonesia.. rennnn ca na nya sih gitu.. hehe.. tp saya males banget update), yang saya tujukan untuk para francophone untuk kira-kira mencari tau, apa sih nama-nama di bawah ini.... Ada yang mau membantu saya menambahkan daftarnya? Silahkan loh... saya sangat butuh info, walaupun ini cuman setetes air di lautan...

Wednesday, 17 October 2007

ACI

Gak tau dari kemaren, mikirinnya pulang melulu. Udah setahun gak pulang (loh baru setahun, ya gak sih?). Udah belakangan hari ini, gue ngeliat beberapa film Indonesia model Naga Bonar jadi 2, Jakarta Undercover di youtube, trus jadinya one thing leads to another gini, gue jadi cari-cari klip tentang Indonesia atau Jakarta karena merasa kangen, rindu, kehilangan.

Gak cuman berhenti di situ, gue juga jadi cari-cari lagu-lagu perjuangan bangsa padamu negeri, tanah airku di imeem.com, multiply, juga di youtubenya sendiri, dari lagu Bengawan Solonya Gesang, sampai lagu Benderaku-nya Coklat. Masih mau terus, gue mencari tahu beberapa kekayaan bangsa Indonesia, ya mulai dari angklung, batik, makanan, dan beberapa bumbu-bumbu yang asalnya dari Indonesia. Bangga rek...Indonesia itu kaya banget, cuman salah management aja. Ah, tapi gue gak mau nyela-nyela pemerintahan di sini. Udah bosen ah. Nyela itu gampang banget, tapi coba kalau kita yang disuruh pegang tanggung jawab itu, mendingan lari khan? Takut gak bisa nolak kalau diajak korupsi? Takut gak kuat ngelawan arus? Bosen ah dengernya!! Padahal kalau gak bersatu, ya mana bisa ya? Harus ada yang memulai duluan khan?

Selama gue tinggal di beberapa kota di luar Indonesia, gue semakin sadar, gak ada kota/negara yang sempurna (apalagi Paris, sebagai salah satu kota yang paling wah di dunia). Semua memiliki segala kekurangan. Pada akhirnya, either gue cuman bisa nerima, atau nggak ya gue cuman mencari, suatu tempat di mana gue merasa hati gue di sana. Dan itu gue rasa adalah Jakarta.

Cita-cita gue: dua tahun lagi balik ke Jakarta, tinggal dan kerja di sana bareng suami. Ngurus nyokap-bokap tercinta, mendekatkan diri sama keluarga yang lain memberikan sedikit uluran tangan gue kepada bangsa gue, yah mungkin gak akan banyak, tapi lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali. Langkah raksasa belom bisa dibikin, yah yang kecil-kecil aja dulu deh.

Sementara cita-cita itu belom tercapai, yang bisa gue perbuat hanya: mengajarkan suami gue bahasa Indonesia sedikit-sedikit, memperkenalkan kekayaan budaya yang kita punya terhadap orang-orang di sekitar gue, dan tentunya gue akan mengajarkan itu semua ke anak-anak gue kelak. Mengajarkan mereka tentang apa yang gue punya dalam hati gue sekarang: Bangga menjadi anak Indonesia.


Tanah Airku


Indonesia Tanah Air Beta

Nah kalau yang ini, adalah iklan favorit gue sepanjang masa, dari jaman gue SMP, gak pernah bisa lupa sama iklan yang satu ini. Terkenang terus sama lagu dan temanya. Pas betul.