Hari ini guru di sekolah, banyak banget berbicara tentang Malaysia dari segi tourism, mengapa mereka sangat hebat sekali dalam pariwisata, dan menduduki peringkat yang lumayan tinggi dalam hal index pariwisata di dunia (kerentanan mereka terhadap industri pariwisata dilihat dari bagaimana negara itu menangani keadaan pariwisata di negaranya, hal ini dilihat dari beberapa faktor, antara lain masalah regulasi pariwisata, kelengkapan infrastruktur atau bagaimana masyarakat suatu negara menerima dengan baik wisatawan asing). Indonesia, menduduki urutan ke-60, melampaui India, Afsel, dan beberapa negara asteng lainnya. Index pariwisata ini diterbitkan oleh organisasi dunia dalam bidang Ekonomi, yang berpusat di Davos, Swiss (itu loh, yang tahun lalu Angelina Jolie dan Brad Pitt secara khusus dateng ke sana, dan langsung bikin heboh dunia paparazzi).
Nah, sampailah si guru, menceritakan bahwa iklan pariwisata Malaysia sangat menarik dan menggoda. Sayangnya (atau untungnya), waktunya gak cukup, jadi kita gak sempat melihat iklan yang dimaksud. Tapi saya udah kebayang, kira-kira bagaimana rupa iklan itu. Trully Asia, yang digambarkan dengan orang dari berbagai suku bangsa, dan mungkin banget ada orang dayaknya. Sempet terlintas di kepala saya, lagu rasa sayange dan juga reog ponorogo yang minggu lalu katanya diklaim sebagai barongan mereka.
Secara khusus, setelah bubaran kelas, saya datangi guru saya, dan saya tanya, mengapa dia pilih membahas malaysia hari ini, dari sekitar 124 negara yang diteliti index pariwisatanya, mengapa mereka? Kira-kira saya sudah tau apa jawaban dia. Katanya, dia sangat tertarik dengan iklan yang ditampilkan di media-media, seperti di majalah, CNN, de el el Juga banyak sekali list yang diberikan oleh UNESCO terhadap kebudayaan mereka (masa iya sih?). Saya jelaskan, memang kami mengakui bahwa mereka memang sangat jago menjual pariwisata mereka, sangat diacungi jempol. Kemudian saya juga bercerita, tentang masalah promosi pariwisata mereka yang banyak menyinggung perasaan bangsa kami. Profesor saya cuman mengangguk-angguk. Rasanya saya seperti orang bodoh deh, mencoba menjelaskan suatu kenyataan, tapi sepertinya orang tidak terlalu peduli.
Saya tidak sirik dengan Malaysia, kalau mereka memang kaya akan sumber pariwisata, biarlah mereka menjadi terdepan. Setidaknya kami bangsa Indonesia tidak pernah mengkritik cara Thailand mempromosikan daerahnya yang memang ok berat, dan karena mereka tidak pernah merugikan bangsa kita kan? Atau Philippina yang tidak juga mengklaim hal-hal tertentu, padahal budaya kita kan juga banyak kesamaannya dengan mereka. Yang paling tidak saya suka, adalah bagamana orang lain mengklaim bahwa sesuatu adalah hasil pemikiran mereka, kemudian membuat kesan kalau hanya di daerah mereka lah hal itu dikenal dan lahir di sana.
Oke, saya tidak akan berpanjang-panjang tentang hal yang sudah sangat sering dibahas ini, karena tidak banyak gunanya kita menyalahkan mereka. Yang penting bagaimana kita melihat diri kita, dan membangun apa yang perlu ada, atau diperbaiki.
Sesampainya di rumah, saya buka situs berita Le Monde untuk mencari berita-berita terkini, dan lucunya, di situ ada iklan tentang pariwisata Malaysia, menggunakan bahasa perancis. Hebat, dalam hati saya. Mereka benar-benar all out terhadap pariwisata mereka, termasuk mengenal benar target mereka, yaitu orang perancis yang gak bisa bahasa lain selain bahasa perancis. Di dalamnya ada tentang orang dayak, makanan, de el el. Trus di mana dong, iklan-iklan pariwisata kita, ulasan tentang rendang dalam bahasa perancis, misalnya? hehe.
Saya pernah secara khusus mencari iklan pariwisata Indonesia di youtube, dapat! Iklan itu pakai bahasa inggris, dan entah apakah iklan ini pernah ditampilkan di CNN atau di expo-expo international? Iklan berdurasi panjang ini sepertinya tidak untuk ditampilkan di TV, jadi ditampilkan mana dong? Di Le Monde, saya tidak pernah lihat deh iklan pariwisata Indonesia, meski kalau di kedutaan RI Paris sih pernah lihat juga ada brochure-brochure, tapi orang kan harus secara khusus datang ke sana bukan?
Rasanya lemes deh, sadar bahwa kita memang masih harus beres-beres atau cuci piring. Untungnya, walaupun belum maksimal hasilnya, pemerintah kita sudah mulai sadar apa itu marketing negara kita (kayaknya sadarnya udah lama sih, semenjak visit Indonesia year berpuluh-puluh tahun yang lalu, lupa kapan pastinya..hehe). Ternyata tahun depan, bakal ada lagi tahun visit Indonesia Year 2008.
Coba lihat situs ini: http://www.my-indonesia.info/index.php. Coba juga lihat foto-fotonya yang dibikin oleh agen RIA NOVOSTI, kalau saya tidak salah, ini adalah kantor berita resminya Russia. Apakah kita pernah tahu tentang keberadaan situs ini? Kalau saya tidak khusus mencarinya, saya tidak akan pernah tau. Huuu... saya ini orangnya ignorant sekali ya ternyata.... apa pemerintah yang kurang promosi?
Saya juga mencari tahu tentang situs budaya UNESCO dan bandingkan dengan negara-negara tetangga. Untungnya Indonesia masih punya lebih banyak hal yang termasuk dalam list UNESCO, walaupun bila dibandingkan dengan Italia atau Perancis, Indonesia kalah jauh banget, tapi setidaknya ini cukup membanggakan saya (sedikit bisa bernapas lega kalau apa yang dikatakan profesor saya tentang negara tetangga yang saya sebutkan sebelumnya, tidak benar adanya..).
Saya pernah baca, miss pariwisata Indonesia tahun 2006, (lupa namanya siapa) berkata: "Sebetulnya kesuksesan pariwisata Indonesia bukan hanya bergantung kepada pemerintah aja loh, tapi juga seluruh lapisan masyarakat". Hmm.. kesannya emang kata-kata dia orba banget sih, tapi setelah saya renungkan, bener juga loh. Kalau kita cuman menuding pemerintah gak komit dalam menjalankan pariwisata, dan kita terus berlaku seenaknya terhadap wisatawan (tidak kooperatif) yah percuma juga itu peraturan digolkan ditingkat atas kalau kitanya juga gak komit untuk menjalankannya. Saya pikir, keberhasilan Indonesia bukan hanya usaha satu golongan saja, tapi juga usaha setiap orang.
Saya gak mau ah berteori-teori, saya sendiri gak punya solusi yang jelas nyata dan jreng hasilnya. Tapi sekiranya, saya tidak akan pernah berhenti mempromosikan negara saya kepada khalayak ramai, ke semua orang yang saya tahu, walaupun saya tahu, wisman-wisman yang datang ke Indonesia bakal terus kecele merasa terus diplorotin. Tapi saya gak mau putus asa, karena saya pikir, orang Indonesia bisa belajar dengan langsung praktek. Kalau menunggu mereka berubah, ya kapan? Gimana kalau wisman terus datang, dan orang Indonesia jadi "dipaksa" belajar berubah?
Ah, maaf kalau saya terlalu nasionalis terhadap Indonesia. Temen Phil saya di kelas yang lama tinggal di My aja sering kali membanggakan negara itu, dan sudah sangat hopeless dengan keadaan negaranya sendiri, makanya dia sering kali godain saya setiap saya bilang, saya gak suka dengan negara tetangga kami itu.
Bukan dari segi saya tidak suka orang-orangnya, tapi saya hanya tidak suka cara mereka seperti anak kecil yang manja, yang apa-apa mau diaku miliknya. Kalau soal mereka lebih maju, memang kenyataannya seperti itu, ya mau apa? Tapi yang jelas, rasa marah kalau budaya kita diambil negara lain, tidak ada hubungannya dengan masalah sifat orang-orang di negara itu. Saya tidak membenci orang-orangnya, tapi tidak menyukai negaranya.
Teman Phil saya ini, sering kali bilang ke saya, kalau dia ingin sekali pensiun di My atau bikin investasi di negara itu, karena dia cinta banget dengan My. Dia sering ngajak saya. Hehehe.. saya mah ogah deh mbak, bukan negara gue juga sih, kalau saya bisa dan mampu sih, mendingan nolongin bangsa sendiri aja deh yang jelas-jelas bikin ortu atau generasi penerus bangga. Kesannya saya emang terlalu banyak omong, tapi entah kenapa, saya memikirkan keponakan kecil saya yang imut-imut, apakah nanti kalau dia sudah mengerti tentang dunia, apakah masih ada sesuatu di Indonesia yang bisa dibanggakannya? Jangan-jangan dia malah malu jadi orang Indonesia, seperti generasi-generasi seumuran saya.
Menurut teman-teman, apa sih yang kurang dari kita? Apakah ada yang bisa kita bantu untuk menolong Indonesia? Walaupun hanya sedikit tenaga, tapi kan lebih baik daripada tidak pernah sama sekali....
Yang ini pesan yang saya tulis di salah satu blog saya (yang bahasanya bukan bahasa indonesia.. rennnn ca na nya sih gitu.. hehe.. tp saya males banget update), yang saya tujukan untuk para francophone untuk kira-kira mencari tau, apa sih nama-nama di bawah ini.... Ada yang mau membantu saya menambahkan daftarnya? Silahkan loh... saya sangat butuh info, walaupun ini cuman setetes air di lautan...