Tuesday, 21 January 2014

in 30 years will we still be a lovely dovy?

Today, i saw a couple of elderly in the store where i work. The woman was busy choosing  some pants for her... And her husband was accompanying her while giving attentive advices. I think it was quite romantic, and somehow i see my husband and i doing the same thing, 30 years from now.....i love you, husband.

Sunday, 17 June 2012

Mimpi - mimpi

Udah lama gue gak posting apa2 di sini. Seperti biasa, hidup gue sibuk...ehem..gak sih, semenjak punya anak dan pindah apartemen, rasanya sibuk banget.Gak ada waktu untuk masak atau ngapa2in lagi. Belum lagi urusan administrasi di perancis yang aujubile.... yang apartemen ada yang bocor lah, yang anak kost belon bayar lah... yang mau ganti jendela lah.. rasanya gak abis2 pengen pengsan! Yang teman-teman Indonesia di sini datang berkunjung ke rumah gue dan kita bikin pesta bakso, dan tentu saja persiapan liburan besar kita di tahun 2012. Juga menyiapkan apartemen, karena ada teman dari London yg mau berkunjung dan menggunakan apartemen ini. Padahal kita baru pindahan ya, masih banyak kardus2 menjulang, juga karena kita belum ada dana untuk bikin/beli rak, jadi barang2 memang masih ditempatkan di kardusnya. Udah gitu, apartemen baru ini (gedungnya juga baru), ternyata memiliki segudang permasalahan konstruksi. Oh my... Perancis, apa sih yang bener di sini?! Dan untuk menanggulangi permasalahan ini (cie bahasanya Harmoko banget), kayaknya butuh waktu yg lama, karena harus ambil janji, bla bla bla, ngerti kan perancis itu gak pernah cepet ngerjain apa-apa.


Anyway, kita baru aja kembali dari liburan kita ke Jakarta - Kuala Lumpur - Phom Penh - Siem Reap - Kuala Lumpur dan Bali. Pengalaman yang menarik dengan membawa bayi kita yang berumur 21 bulan, semi backpackeran alias traveling dengan low budget.  Kita kemana2 naik Airasia.. catet ya, airasia ternyata memang oke. Gue selama ini cuman ambil dari Bali aja, yah puas ga puas... tp ternyata untuk trip ke asia pun, mereka cukup baik pelayanannya, dan praktis dalam bekerja.Bravo deh untuk AA.

Buah hasil trip ini, gue yg tadinya udah betah tinggal di Perancis, melihat keadaan Asia yang indah dan maju, bikin gue jadi bermimpi untuk tinggal di sana lagi. Itu juga dipicu karena permasalahan berat yg kita hadapi di apartemen kita, serta krisis eropa yang berkepanjangan ini.Gue bermimpi punya apartemen atau rumah petak di Bali, Jakarta, Jogja, Bukittingi. Premises kecil, buat gue lebih menarik, karena masalah biaya dan praktis ngebersihinnya aja sih..hehehe. Selama ini gue sering ke Bali, karena keluarga gue yg asli sana, gak terlalu kepengen punya sesuatu di sana, karena gue kurang cocok dengan karakter orang2 sana (belajar dari keluarga gue sendiri, hehe). Tapi kemarin, rasanya enjoy sekali dengan Bali, dan kembali belajar hal2 baru tentang Bali. Padahal tadinya kita udah gak kepengen liburan di sana, karena udah merasa bosan...ternyata dugaan kita salah. Bali never lets us down. Kita pun sudah membuat segudang rencana untuk liburan kita di Bali berikutnya (kalau ada kesempatan dan dana), belajar bikin keramik di desa pejaten, adalah salah satu rencana kita. Paling tidak kita akan stay selama 2 minggu di sana.... hmmm.. asik sik sik...hehe.

Liburan kita kemarin itu menyenangkan sekali. Gue seperti kembali belajar mengenai kebudayaan Indonesia pada umumnya, masalah batik, kain tenun, perhiasan etnik, arsitektur tradisional Indonesia... Dan dewi fortuna memang berada pada pihak kita, karena setelah sekian lama mimpi melihat pameran lukisan raden saleh, mimpi itu pun terwujud... Lukisan Raden Saleh dipamerkan di Galeri Nasional selama 2 minggu, dan untungnya, saya pas ada di Jakarta... gila, rasanya terharu mau nangis, meraih mimpi.

Ah... rasanya begitu banyak kesempatan untk belajar ketika kita di Indonesia, tapi di Perancis, benar2 sebaliknya. Semua mahal, semua dibatasi, tidak boleh begini atau begitu. Kata siapa eropa itu tanah kebebasan? okay, hak asasi manusia dihargai, tapi ada banyak hal lainnya yang terlalu dibatasi...


Tuesday, 18 May 2010

Pour l'amour de dessiner et de l'art plastoc

qu'est-ce qui m'arrive?!C'est vrai qu'avant la grossesse,j'aime bien l'art,mais pourquoi cela devient de pire en pire? c'est à cause de la bébé? En tout cas j'espère bien qu'elle va bien dedans, son cerveau se développe bien... le fait que je suis tombée amoureuse à mort d'art n'est pas une indication d'une maladie grave de cerveau (autisme ou quelques choses comme ça...) *s'inquiéter*

Je suis tombée amoureuse de Monet. Et quand je pense à ses tableaux, je me sens vivante, excitée, plein d'amour de la vie. J'étais déjà amoureuse de lui et son jardin exceptionnel en Normandie. Et j'adore Affandi, Raden Saleh, et Van Gough depuis toujours. Mais maintenant, tous les jours, je passe mes journées en dessinant, en effet, il ne se passe pas une journée sans que je dessine. Et quand je m'y mets, je me sens paisible et plein d'amour. Est-ce que c'est normal?

ô Dieu, je vous prie... prenez bien soins de ma future bébé, qu'elle soit née en bonne santé....

Wajah Tidur

Sudah seminggu terakhir ini dia cuti. Dan dia bakal cuti paling tidak untuk 2 minggu ke depan. Karena itu saya berangkat kerja sendirian. Senang bisa mendapati wajah tidurnya dengan tubuh dibalut couette. Rasanya damai dan manis. Saya akan selalu teringat, salah satu alasan mengapa saya begitu menyayanginya, wajah tidurnya!

Friday, 9 January 2009

Melihat Dunia Dengan Cara yang Berbeda


Ceritanya, akhir-akhir ini, hotel di mana gue bekerja, banyak kedatangan tamu-tamu tunanetra dari berbagai negara, yang menghadiri seminar atas undangan UNESCO yang letaknya gak jauh dari hotel. Mereka nginep sekitar minimal seminggu lebih.

Yang bikin gue kagum, banyak diantara mereka yang hadir berpasangan, dimana keduanya sama-sama buta, tapi kelihatannya hidup mereka normal-normal aja. Beberapa diantara mereka datang dengan anjing mereka (buset itu bayar berapa ya di pesawat?), dengan lap top mereka (gue gak tau gimana mereka bisa menggunakan komputer mereka, tapi gue yakin itu adalah barang yang sangat berharaga buat mereka). Diantara mereka, ada yang mantan menteri tenaga kerja (aduh gue lupa, menteri apa ya dia, mendagri atau menaker Inggris) David Blunket, yang buta semenjak lahir. Tauk gak sih lo, dia cukup ganteng dan menarik bow... yah ternyata gue baca di wiki, doi emang banyak skandal percintaan dengan berbagai wanita..hahah.

Beberapa, ada yang datang bersama pasangan mereka yang tidak buta, bikin gue salut sama mereka yang mampu mengabdikan hidupnya untuk kepentingan pasangan hidupnya, menolong tanpa pamrih, karena terus terang, gue belom tentu bisa. Kecuali kalau anggota keluarga gue mendadak ada yang begitu, gue pasti mau ngebantu (aduh mudah-mudahan nggak akan pernah kejadian).

Kita banyak direpotkan juga sih dengan mereka, karena misalnya tau-tau anjingnya udah kebelet pipis pagi-pagi, majikannya belom sempet ngeluarin mereka keluar karena masih sibuk ngeraba-raba situasi tempat, eh tau anjingnya udah ngompol duluan, bikin temen gue misuh-misuh (ya temen gue mah emang rada-rada..., udah gemes kali dia kecapean). Dan salah satu dari mereka yang bawa lap top, sempet kehilangan lap topnya di taxi yang membawa mereka dari bandara ke hotel kita, jadilah gue kerepotan telepon sana sini, sedangkan mereka tidak pernah tau nama taxi, nama supir, nomor kendaraan dan lain sebagainya (kata mereka, ada orang yang nolongin mereka manggilin taxi di airport, jadi mereka ya masuk-masuk aja). Belom lagi, kalau mereka minta pesan taxi, trus tau-tau supir taxinya gitu dateng jemput ke loby hotel, langsung nolak gitu ngeliat calon tamunya punya anjing. Kata mereka, gak ada taxi di Paris yang mau bawa anjing di dalam mobil mereka. Ihh... supir-supir taxi di Paris emang terkenal nyebelin dan kasar-kasar! Katanya mereka gak berhak menolak tamu buta yang bawa anjing (menurut hukum).
Pokoknya kerja kita jadi lebih extra untuk tamu-tamu kita yang spesial... Tapi manfaat yang ambil, jadinya gue diingetin lagi untuk lebih sabar, dan belajar lebih bersukur dengan apa yang gue punya.

Cukup menarik juga bagaimana melihat mereka bertahan hidup. Ada yang gak pakai anjing, ada yang ngeluarin gadget braille elektroniknya (mirip kayak pager bo!), dan tidak heran, mereka juga jadi tontonan tamu-tamu lainnya, apalagi ketika mereka saling berjumpa di lobby hotel, dan terdengar dari percakapan mereka bahwa mereka sudah sering bersua sebelumnya di suatu konferensi lain. Ada yang dari Arab Saudi yang senengnya minta ampun sama gue, begitu dia tau gue dari Indonesia. Udah gitu, sempet ngelawak, suatu hari, "Jackie, how are you?! I didn't see you yesterday!!"
"I am fine thank you. I was here yesterday, i saw you, and said hello to you, but it seemed that you did not recognize my voice because there was so many noise around!"
"Really? You saw me? But i did not saw you??!!!"
(ya iyalah.. !!!)

Trus ada juga yang sebelum keluar dari lobby hotel, betulin rambutnya dulu, seakan-akan dia sedang melihat refleksi wajahnya di pintu kaca hotel kita.

Semenjak kemarin, mereka sudah mulai banyak yang check-out. Gue pusing mikirin billnya, karena ada yang dibayarin assosiasi mereka, ada yang harus bayar sendiri, ada yang ketinggalan dari grupnya, ada yang gue lupa nagih tagihan ini itu yang lahir dari penggunaan kamar mereka,. Trus ada yang ngamuk-ngamuk sama gue, karena gue nyuruh temen kerja gue nemenin dia ke kamarnya in case kunci kamarnya emang gak beres. Yah bukannya gue ngelecehin sih, tapi maksud gue memudahkan dia sebetulnya. Sebelumnya dia ngeluh kalau kartu kunci kamarnya gak berfungsi. Gue kasih dia kunci baru, sambil minta tolong temen gue anterin itu cewek ke kamar. Kunci kamar terdemagnetisasi adalah hal yang biasa di hotel-hotel, jadi daripada capek bulak balik kan mendingan temen gue aja yang kalau emang gak berfungsi, turun ke loby hotel untuk minta gue bikin kunci baru.. Eh ini cewek bentak-bentak gue, dia pikir gue nganggap dia anak kecil, dan adalah kesalahannya kalau dia gak berhasil buka pintu kamarnya. Sedangkan tamu yang dari Arab Saudi gak punya lagi duit Euro untuk bayar konsumsi minibarnya, dia ngasih gue duit Real Arab, which is unacceptable actually, karena gue harus nanggung akibatnya: gue gak tau rate real, jadi gue harus nombok dari kantong pribadi untuk nutup transaksi gue.

Dan ketika gue lagi sibuk-sibuk gitu, datanglah tamu lain yang baru datang, pasangan Canada. Yang perempuan, maaf, cacat di mukanya. Entah seperti ada tumor di mukanya yang membuat kepalanya seperti bengkak .. dan wajahnya mengingatkan gue kepada film beauty and the beast. Dia menggunakan tongkat untuk orang buta (walaupun gue gak yakin dia buta, karena dari caranya memandang gue ketika berbicara, dia tampak normal)... tapi suaminya normal, maksud gue, sehat, dan cukup menarik. Gue memandang suaminya dengan kagum, betapa hati orang ini sangat mulia... Dari cara mereka berbicara kepada orang-orang disekitar, dan kepada satu sama lain, tidak terbesit sedikitpun rasa minder dari cara mereka berbicara... Gue pun bertanya-bertanya dalam hati, apakah suaminya punya andil yang besar untuk memberikan kepercayaan diri kepadanya? Entahlah...

Rasanya gue sering terkagum-kagum melihat kecantikan para model... baju-baju yang indah... tapi begitu gue mengalami kejadian ini, rasanya gue mikir, gila.. gue harus puas-puasin diri, memandang segala sesuatu yang indah di dunia ini.. termasuk para lelaki ganteng di metro Paris... hahaha (serius amat sih baca tulisan gue!).

Btw, gue baru baca kemarin di kompas.com, bahwa Louis Braille (yang ternyata orang Perancis dan ternyata makamnya ada di deket hotel gue di Les Invalides), baru saja berulang tahun ke 200. Dan konferensi untuk para tunanetra ini digelar untuk memperingatinya! Pantesan, kok tau-tau awal tahun gini, hotel kita penuh banget dengan tamu-tamu. Baca deh riwayat hidup si pencipta huruf yang sangat berjasa untuk para tunanetra, yang ternyata sangat menarik dan penuh perjuangan...


Tuesday, 16 December 2008

Jaga Baik-baik Laki Lo..

"Awasin terus, tempel terus tuh laki lo..jangan kasih kesempatan cewek-cewek pemburu bule ngembat dia..."

Jadi begitulah, nasihat yang sering gue denger dari temen-temen gue yang menikah dengan pria Bule, setiap mereka pulang ke Indonesia boyong suaminya, mereka selalu was-was, katanya laki mereka sering di"colek" cewek laen... kalo mereka bawa ke disco, trus yang ceweknya ke wc, eh balik-balik lakinya lagi digodain cewek laen.

Malah ada temen gue yang cerita, ada pemburu yang desperate, dianya masih duduk di samping suaminya aja, eh itu wanita pemburu bule udah pada sibuk pasang aksi ke suaminya, gimana gak melotot itu mata temen gue. Yah, kalau gue pikir sih emang bener desperate itu pemburu bule, karena asli, suami temen gue itu asli gak cakep (untuk ukuran dibandingin sama cowok Indonesia sekali pun, yeah.. walaupun suaminya emang bule, yang notabene orang-orang kan sering bilang lebih kece dari produk lokal - masa sih?) , dan gayanya biasa banget, alias gak yang bule punya duit banget (padahal emang suaminya itu tajir berat sih, haha.. berarti cewek pemburu bule itu daya "cium"nya boleh juga ya?).

Nah kemaren waktu pulang, gue lagi-lagi mendengar nasihat ini beberapa kali dari beberapa temen-temen gue, suruh tempel atau ikutin terus suami gue ke mana dia pergi. Tapi... waktu gue ke mall, gue sendiri males nempelin suami gue ke mana-mana, apalagi gue orangnya sering beser gitu kan, bentar-bentar pipis, masa suami gue disuruh ngikut gue ke wc? Parno amat gue ya? (Parno apa keGRan?)

Udah gitu, gue pikir-pikir ya, gue gak ngajak dia ke disco, aktifitas kita di Jakarta cuman nge-mall, ngafe, ngeresto, ke tempat-tempat yang pengunjungnya pun juga pada gak kampungan kalo ngeliat bule khan. Kebanyakan juga orang kantoran yang bisa satu kantor sama bule juga. Dan gue yakin, diantara mereka udah pada tau bule oke ato bule norak, yang rata-rata juga udah pada sering liat bule di negara aslinya, jadi udah tau buruk jeleknya para bulesss (yeah.. gue sebetulnya paling males sama kata-kata bule, hehe).

Tapi gue akuin, kadang ada rasa was-was juga sih kalo ninggalin dia, kayak dia nungguin gue potong rambut, di salah satu cafe di mall yang sama. Ntar kalo tau-tau ada cewek iseng gimana ya? Tapi gue pikir-pikir lagi, ya elahhh... kalau mau gaet suami gue mah, gih dah sana, cobain..soalnya dia asli kere gak punya duit dan gak cakep-cakep amat juga. Jadi, kalau mau siap menderita kayak gue, jadi istri bule tinggal di luar negeri kismin berat, ya sok deh cobain... hahaha...

Dan pula, suami gue kalo suruh cari istri baru dari Indonesia lagi, ya juga males, udah ampun-ampunan ngurus ijin tinggal buat gue yang sampe sekarang pun gak kelar-kelar deh.. dan belom lagi harus didik "istri" baru untuk belajar bahasa Perancis, budaya kejunya Perancis, dan lain sebagainya hahaha... itu sih kembali ke titik nadir namanya, dan belon tentu dia mau harus ngalamin itu semua... !!!

Kalo gue inget tentang pengalaman temen-temen gue, dibandingin ama pengalaman gue, gue jadi mikir, siapa yang harus dikasih hani ya, para bule seekers, temen-temen gue atau gue dan suami gue ya? Kayaknya golongan terakhir deh, soalnya hidup di luar negeri menderita gini..hahaha.. :))




Tuesday, 9 December 2008

I am back... from dreams to reality!

After 5 weeks away from France to go home back to the loveliest country on earth (indonesia), i am back to reality... menghadapi dinginnya cuaca Perancis, dan hebatnya tadi siang salju turun..bikin saya semakin ngedumel-ngedumel. Belum lagi saya meringis menatap wajah tukang daging dan tukang sayur dekat rumah saya, betapa saya tidak merindukan mereka, walaupun mereka selalu baik terhadap saya. Saya pun juga mulai lupa kata-kata sakti dalam memesan daging (padahal waktu liburan saya tetap menggunakan bahasa ini untuk berkomunikasi kepada teman-teman perancis yang ikut dengan kita).

Banyak sekali yang saya lakukan ketika kemarin pulang kampung, dan sayangnya banyak sekali tidak sempat berjumpa dengan kawan-kawan lama saya, karena kesibukan mereka, dan juga waktu yang mepet di Jakarta...Saya pun tidak lama menghabiskan waktu dengan keluarga saya.. padahal saya ingin berlama-lama dengan mereka, khususnya melihat keponakan-keponakan saya tumbuh menjadi besar!

Banyak hal baru yang saya lakukan ketika kami di Indonesia, misalnya rafting, diving, surfingdan yang asik adalah makan kecombrang..betapa saya merindukan tanah airku itu!

Saya transit di Abu Dabhi, karena saya naik pesawat Etihad yang merupakan pesawat nasional para emirati.. Sungguh saya puas dengan pelayanan mereka, dan entertainment mereka yang nomor satu, terutama makanannya yang tiada tara! Sandwichnya aja maknyus banget, padahal saya biasanya paling malas makan sandwich!

Transit di Abu Dabhi adalah transit yang cukup membosankan, karena tempat transitnya kecil, dan bising sekali dengan pengumuman-pengumuman. Tapi saya terkesima dengan international people yang bekerja di dalamnya. Saya menemukan wajah-wajah yang mirip dengan saya, yang ternyata mereka adalah orang Philipina.

Satu yang menjadi sorotan saya adalah banyaknya TKI yang menumpang pesawat yang sama., yang hendak pulang kampung, maupun berangkat kerja ke tanah Arab. Rasanya iba melihat banyak dari mereka yang datang dari desa terpencil di Indonesia untuk mengadu nasib, tapi sering ditipu sana sini, disiksa... Salut kepada mereka, pahlawan devisa Indonesia.

Tapi yang saya sesalkan dan yang bikin saya makin sadar ketinggalannya bangsaku, adalah, ketidakmampuan mereka dalam bersikap, tidak ada budaya yang baik sebagai penumpang pesawat. Rata-rata dari mereka tidak tahu budaya antri, dan berlaku membahayakan semua awak pesawat, dengan tidak mematikan handphone mereka di pesawat, dan juga terus menerus bersms-an hingga detik terakhir pesawat siap lepas landas. Terakhir yang bikin malu, adalah ketika pesawat baru saja landing, mereka sudah melepas sabuk pengaman dan membuka bagasi kabin yang terletak di atas kursi mereka. Otomatis pramugari ngamuk berat...

Duh, bangsaku, engkau memang indah sekali.. tapi masih banyak PR kita, yaitu memajukan dan mendidik bangsa. Rasanya ingin turun tangan membantu apa saja yang bisa kita bantu untuk membangun bangsa... jadi ingat teman yang tidak sedikit pun ingin pulang, karena Indonesia terlalu terbelakang.. Mungkin dia lupa kalau roma tidak dibangun dalam satu hari, dan prosesnya panjang sekali. Mungkin dia hanya mau enaknya aja, biar orang lain yang membangun Indonesia, nanti kalau Indonesia udah bagus, baru deh mau pulang... dia tinggal menikmati perjuangan orang lain... nggak sadar kalau bangsa kita membutuhkan uluran tangannya juga untuk dibangun...

Ah, rasanya tempat saya bukan di Perancis... jadi ingat kata sepupu saya kemarin, hujan emas di negeri orang, lebih enak hujan batu di negeri sendiri..hihihi.. kuno sih, tapi kadang saya memahaminya.