Sunday, 30 March 2008

Kopi, Multivitamin, Dunia Kerja dan Waktu

Sebelum saya mulai kuliah dan kerja (magang) sepulang kuliah, saya hampir gak pernah yang namanya ngopi. Dulu, saya divonis punya glaucoma sama dokter mata saya di Jakarta dan saya dilarang keras minum kopi, yang katanya membuat tekanan darah saya di mata, naik. Emang, semenjak itu, entah karena sugesti kali ya, kalau saya minum kopi, mata saya sepet, dan jantung saya berdetak kencang. Maka saya jarang sekali minum kopi. Selain itu kopi bikin perut mulas, dapat dipastikan kalau sehabis meminumnya, bisa bikin saya menci-menci. Tapi, saya periksa ke dokter mata di sini, katanya, saya terbebas dari glaucoma, alias saya tidak punya sama sekali problem penyakit ini (hu, jadi yang bener dokter Indonesia atau dokter Perancis nih?). Jadi rasanya saya gak ada masalah khan kalau mau minum kopi atau makan makanan lain yang bertentangan dengan diet glaucoma.

Nah, semenjak saya mulai kerja sepulang kuliah, saya sering banget capek dan ngantuk di siang hari. Iyalah, bangun kepagian, ditambah harus ngejar-ngejar bis, kereta, dan juga metro setiap pagi dan siang haridan juga harus berjuang melawan segala ketidakberesan/penderitaan batin di kampus, maka saya pun bener-bener kecapekan siang harinya dan bener-bener susah konsentrasi di kantor, padahal saya butuh banget tenaga untuk lari-lari ke sana kemari di kantor juga. Untuk mengatasi problema itu, saya pun mulai minum kopi di hari kedua saya mulai kerja. Untungnya, kopi gratis di kantor (gak seperti di kantor-kantor lainnya- yalah, eropa kan pelit, mana ada sih yang gratis?). Dan anehnya ini adalah sesuatu yang mulai menjadi kebiasaan, yang tidak pernah absen. Malah saya juga memulai hari saya dengan ngopi untuk menghilangkan kantuk di kelas. Selama saya memulai kuliah, saya juga mulai rajin minum multivitamin untuk menjaga stamina saya, agar tidak gampang sakit walaupun waktu tidur saya jauh berkurang daripada dahulu kala, jaman kejayaan alias nganggur: tiap hari bangun siang! Sip dah! Kalau saya sakit, rasanya berabe kan, ketinggalan pelajaran, apalagi kalau kuliahnya pas finance.

Saya pikir, ada apa ya dengan dunia pada saat ini. Sepertinya manusia tidak dipersiapkan untuk kerja keras, kok apa-apa harus ditopang dengan vitamin dan kopi agar selalu bugar? Setiap pekerja, kalau saya perhatikan butuh kopi untuk membantu berkonsentrasi, atau perlu multivitamin untuk mengatasi stress dan menambah stamina. Apakah dunia sudah sebegini kompleks dan meletihkan para penduduknya, sehingga apa-apa harus dibantu dengan dopping? Betapa menyedihkannya, kalau kita tidak bisa lagi hidup secara alami dan santai. Terus terang, saya pengen banget hidup saya santai. Tapi bener-bener, saya tidak punya pilihan lagi karena kewajiban saya sekarang adalah sekolah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dengan cara bekerja. Waktu untuk terus beraktivitas 24 jam bersama suami (atau ya gak seekstreme itu lah, tapi paling nggak kita jadi bisa lebih bersama-sama setiap harinya, dan kalaupun kita sama-sama di rumah, kualitas komunikasi kita jadi berkurang) bagi saya adalah sesuatu yang lux, yang saya cita-citakan dan susah dipenuhi. :(

No comments: