Thursday, 30 August 2007

un romantique rendez-vous de l'aprèm, au Musée du quai Branly - Paris (Kencan Siang yang Romantis di Museum Quai Branly - Paris)

Tadi siang, janjian ama mantan pacar untuk kencan bareng. Iseng aja, udah lama pengen jalan-jalan di kota Paris yang romantis (asal jangan ada tokai anjing di mana-mana... tega deh ah!! hehehe... ). Maunya naek metro.. sekali-sekali gitu loh, pake kendaraan andalanku. Biar makin romantis, dan sangat parisian sekaleee (duleile..segitunya!).

Tadinya saya mau ngajak si doi (cie elah.. kayak lagunya Dina Mariana jaman dulu, .. "doi" bo!!) ke Musée Guimet, museum yang menyimpan koleksi The Great Asian Culture, yang saya kunjungin sama Madame Woetz beberapa waktu yang lalu. Saya pengen nunjukin aja ke dia sepenggal kisah kerajaan Sriwijaya dari Palembang, yang ada di museum itu. Tapi dipikir-pikir, mending cari museum laen aja deh, di Paris masih banyak banget museum yang belom saya kunjungin. Akhirnya saya pilih museum yang deket sungai Seine dong, Museum Branly ini. Toh pasti ada koleksi tentang Indonesianya juga. Wong ini museum tentang kebudayaan etnik, ya pasti ada dong. Dan alasan kedua dipilihnya museum ini adalah, biar makin romantis gituh. Karena udah lama juga, kita gak jalan-jalan di pinggir sungai Seine, menikmati sinar matahari yang jatoh di kota Paris. Terakhir waktu kita pulang dari Museum Dunia Arab (masih sodaraan temennya dunia fantasi jakarta kayaknya..hehehe). Itu juga di pinggiran sungai Seine, dan kita jalan ke arah gereja Notre Dame de Paris.Sinar keemasan matahari yang mantul di besi menara Eiffel, dan di riak sungai Seine, biasanya menambah romantisnya suasana kota.

Sedikit cerita tentang musium Branly. Musium ini terletak dipinggir sungai Seine, deket banget sama menara Eiffel. Diresmikan tahun lalu sama president Perancis Jacques Chirac, museum dengan arsitektur moderen (aneh bin ajaib bentuk gedung dan juga sistem pencahayaannya) ini menyimpan beragam koleksi etnik dari empat benua di dunia (lima kali yeee.. saya gak nemu yang bagian eropa.. abis kaki udah gempor.. gede banget bo). Ada beberapa bagian yang menampilkan kerajinan dari Flores, Papua, Timor, dan berbagai pulau lain di Indonesia. Museum ini kayaknya masih satu seri dengan museum Guimet yang saya udah ceritain tadi. Karena koleksi yang ada di sini, yah gak ada di museum Branly, gitu juga sebaliknya.

Setelah kira-kira 3 jam menghabiskan waktu di sana dan gempor banget, kita cabut mencari stasiun metro terdekat untuk pergi ke arah Place d'italie. Maen-maen bentar, trus pulang ke rumah, naek tram Paris yang baru. Biar si mantan pacar bisa mengoptimalkan tiket terusan metronya dengan naek multimodaan kemana-mana (rugi bo, bayar ampir €10, mobilist zona 1-4, kalo gak dipake secara optimal?), dan juga ngerasain deh gimana rasanya naek tram baru di Paris.

Dibawah ini ada juga foto-foto tempat-tempat yang kita lewatin. Sorry kalau foto-foto di dalam museum branly banyak yang blur, karena di dalem museum, dilarang foto pake kamera. Jadi saya motonya ngumpet-ngumpet, gak pake flash.


Serius di dalam RER B


Gedung dari seberang.. cantik juga


deket kan dari eiffel?


Wilujeng Sumping di Museum Branly


ada ruangan namanya Levy Strauss


Museum ini didominasi dengan warna merah

arsitektur moderen

arsitektur luar

arsitektur luar

tampak luar

Taman cahaya sekitar Museum

salah satu koleksi museum

koleksi kaen sumba

perhiasan dari sulawesi
4 Replies

megalith dari abad 1

suasana dalem museum

ini gedung apa ya?

Api Ladi Di? Nggak ah?!


Tramway dan tramnya

body tram

di dalem tram

dalam tram, luas.


Cité Universitaire

Cité U

Cité U

DSCN4021.JPG

DSCN4022.JPG

No comments: