Sunday, 30 March 2008

Kopi, Multivitamin, Dunia Kerja dan Waktu

Sebelum saya mulai kuliah dan kerja (magang) sepulang kuliah, saya hampir gak pernah yang namanya ngopi. Dulu, saya divonis punya glaucoma sama dokter mata saya di Jakarta dan saya dilarang keras minum kopi, yang katanya membuat tekanan darah saya di mata, naik. Emang, semenjak itu, entah karena sugesti kali ya, kalau saya minum kopi, mata saya sepet, dan jantung saya berdetak kencang. Maka saya jarang sekali minum kopi. Selain itu kopi bikin perut mulas, dapat dipastikan kalau sehabis meminumnya, bisa bikin saya menci-menci. Tapi, saya periksa ke dokter mata di sini, katanya, saya terbebas dari glaucoma, alias saya tidak punya sama sekali problem penyakit ini (hu, jadi yang bener dokter Indonesia atau dokter Perancis nih?). Jadi rasanya saya gak ada masalah khan kalau mau minum kopi atau makan makanan lain yang bertentangan dengan diet glaucoma.

Nah, semenjak saya mulai kerja sepulang kuliah, saya sering banget capek dan ngantuk di siang hari. Iyalah, bangun kepagian, ditambah harus ngejar-ngejar bis, kereta, dan juga metro setiap pagi dan siang haridan juga harus berjuang melawan segala ketidakberesan/penderitaan batin di kampus, maka saya pun bener-bener kecapekan siang harinya dan bener-bener susah konsentrasi di kantor, padahal saya butuh banget tenaga untuk lari-lari ke sana kemari di kantor juga. Untuk mengatasi problema itu, saya pun mulai minum kopi di hari kedua saya mulai kerja. Untungnya, kopi gratis di kantor (gak seperti di kantor-kantor lainnya- yalah, eropa kan pelit, mana ada sih yang gratis?). Dan anehnya ini adalah sesuatu yang mulai menjadi kebiasaan, yang tidak pernah absen. Malah saya juga memulai hari saya dengan ngopi untuk menghilangkan kantuk di kelas. Selama saya memulai kuliah, saya juga mulai rajin minum multivitamin untuk menjaga stamina saya, agar tidak gampang sakit walaupun waktu tidur saya jauh berkurang daripada dahulu kala, jaman kejayaan alias nganggur: tiap hari bangun siang! Sip dah! Kalau saya sakit, rasanya berabe kan, ketinggalan pelajaran, apalagi kalau kuliahnya pas finance.

Saya pikir, ada apa ya dengan dunia pada saat ini. Sepertinya manusia tidak dipersiapkan untuk kerja keras, kok apa-apa harus ditopang dengan vitamin dan kopi agar selalu bugar? Setiap pekerja, kalau saya perhatikan butuh kopi untuk membantu berkonsentrasi, atau perlu multivitamin untuk mengatasi stress dan menambah stamina. Apakah dunia sudah sebegini kompleks dan meletihkan para penduduknya, sehingga apa-apa harus dibantu dengan dopping? Betapa menyedihkannya, kalau kita tidak bisa lagi hidup secara alami dan santai. Terus terang, saya pengen banget hidup saya santai. Tapi bener-bener, saya tidak punya pilihan lagi karena kewajiban saya sekarang adalah sekolah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dengan cara bekerja. Waktu untuk terus beraktivitas 24 jam bersama suami (atau ya gak seekstreme itu lah, tapi paling nggak kita jadi bisa lebih bersama-sama setiap harinya, dan kalaupun kita sama-sama di rumah, kualitas komunikasi kita jadi berkurang) bagi saya adalah sesuatu yang lux, yang saya cita-citakan dan susah dipenuhi. :(

Sunday, 17 February 2008

Antara "Bengawan Solo"nya Gesang dan "My Way"nya Frank Sinatra


Saya kesengasem berat sama filmnya Wong Kar Wai: "In the Mood for Love" dan "2046" yang melambungkan sang sutradara di dunia dan menjadikannya juri kehormatan di ajang festival film Cannes*. Saking pengennya mengenang setiap adegan yang menghipnotis pemirsa, saya minta Mas Gorilla cariin soundtracknya yang terdengar sama tragisnya dengan filmnya.

Karena filmnya disetting di tahun 60-an, maka soundtracknya pun dipenuhi lagu-lagu kuno model lagunya Nat King Cole atau Connie Francis. Pokoknya lagu-lagu jaman kakaknya bokap gue demen banget dansa-dansi di sekitaran Kebayoran baru deh, hehe.



Nah, pas saya lagi nyetel soundtrack In The Mood ini, loh kok tau-tau ada lagu yang dinyanyiin oleh seorang wanita, tapi iramanya kok saya kenal banget ya. Ya siapa sih yang gak kenal sama iramanya Bengawan Solonya bapak Gesang Martohartono? Lagu yang katanya jadi contoh klasik masalah pelanggaran copy right, karya anak bangsa Indonesia yang mendunia, tapi dianggap pengarangnya anonym itu? Pas saya lihat judul dan penyanyinya, memang judulnya adalah Bengawan Solo dinyanyikan oleh Rebecca Pan, penyanyi Hong Kong. Saya jadi pengen nyari-nyari deh tuh info tentang Gesang dan lagu Bengawan Solonya itu. Terakhir saya baca berita tentang Gesang, ya waktu Pemerintah Solo memutuskan membiayai pengobatan Gesang seumur hidup. Itu kapan ya, udah lupa.

Menurut yang saya baca di tempatnya mas Wiki, lagu ini menceritakan nostalgia kejayaan sungai Bengawan Solo di jaman dulu. Lagu ditulis di tahun 1940,
dikomposisi dengan suling bambu dan sering dimainkan Gesang ketika dia manggung di acara-acara lokal. Melodi keroncongnya yang menyejukkan membuat para tentara Jepang jatuh cinta hingga kemudian membawa lagu ini ke Jepang dan mengubah liriknya ke dalam bahasa Jepang. Lagu ini kemudian menjadi terkenal, apalagi ketika Toshi Matsuda merekamnya untuk pertama kali dan menjadikannya best-seller, hingga dinyanyikan berkali-kali oleh beberapa penyanyi internasional. Tahun 1991, para veteran tentara Jepang mendirikan patung Gesang di Surakarta, sebagai penghormatan mereka atas komposer Indonesia ini.


Nah, kalau My Waynya Frank Sinatra sih, sebetulnya gak ada hubungan langsung dengan Gesang. Terus terang, selain dari kasetnya nyokap yang dulu sering disetel di mobil tiap jemput kami pulang sekolah atau pas dia pulang kursus, saya gak terlalu tau Sinatra. Mulai suka lagu My Way aja pas baru jaman SMP ngefans sama band punk Inggris, Sex Pistols yang dengan seenak jidatnyanya ngegubah lagu ini (yang menurut saya pada waktu itu, kereeen sekali deh..hahaha).

Cuman, tadi pas lagi jalan-jalan di Paris, gak sengaja, kita lewat di depan suatu bar, yang masang foto Claude François besar-besar di jendelanya. Eh si mas Goril langsung heboh, ngomong, "Walah kuno banget !! Claude François!!!"

"Emang dia siapa sih?" kata saya sambil lalu, gak peduli.
"Itu, yang nyanyi comme d'habitude (as usual)." Gak pake disuruh, dia mulai
deh tuh nyanyiin lagu comme d'habitude dengan suara cemprengnya.

"Ih kok melodynya malah melodynya My Way?!!!" kata saya protes biar dia diem sekalian, soalnya ada couple yang lewat mulai ngeliatin dia dengan jijay.

"Lah emang dia yang nulis lagu itu awalnya. Frank Sinatra (dan Paul Anka) yang kemudian nyanyiin versi Inggrisnya!" kata dia.

"Masa sih?" kata saya gak percaya. Abis perasaan semua orang taunya Frank Sinatra yang nyanyiin My Way. Rasanya gak pernah ada yang ngungkit kalo itu lagu recycle. "Trus si Claude ini sekarang di mana dong?" kata saya.

"Mati, kesetrum di bathtub." kata mas Goril datar. Glek.. tragis amat, pikir saya kecut.

Euh, ternyata, lagu Bengawan Solo yang dinyanyiin Rebecca Pan, dan My waynya Frank Sinatra, sebetulnya ya lagu recycle ya. Sedih buat penyanyi aslinya kok gak terlalu dikenal di dunia Internasional, apalagi yang pake mati kesetrum gara-gara lagi berendem di bathtub, pas lagi pengen ngebetulin bohlam lampu kamar mandi yang lagi kedap kedip...


*saya belom nonton yang days of being wild atau filmnya yang terbaru My Blueberry Nights yang ada Norrah Jones & Jude Law



People, Peoplelisation, Pipolitique atas Sarkozy

Gue kadang suka sebel banget sama kata-kata Perancis yang diadaptasi dari bahasa Inggris, tapi penggunaannya kacau, tidak pada tempatnya, absurd, lucu, bodoh, dan merusak tata bahasa pada umumnya. Gue bukannya sok "iyeah" atau sok oke dengan bahasa Inggris gue, bahasa inggris gue masih sering ancur walaupun begitu, gue asli gemes banget dengan beberapa kata Perancis yang nyomot seenaknya dari bahasa Inggris yang dipakai secara kacau. Anehnya kata-kata itu umumnya jadi kata-kata popular dan sering sekali dipakai di media. Sepertinya, hanya koran tingkat tinggi setaraf "Le Monde" yang gak pernah memakai istilah yang aneh-aneh. Cuman, para penulis di media lain, jadi sok-sok ikut-ikutan gaul dan aarrggghh.. bikin gondok deh.

Emang, Perancis dan Inggris, memiliki banyak kesamaan kata-kata. Konon (gue gak riset), ini akibat perang 100 tahun antara dua negara. Inggris yang memiliki akar bahasa germanic, jadi banyak memiliki kesamaan dengan Perancis yang memiliki akar bahasa latin. Yang gue tau, dulu, ada satu orang perancis yang jadi raja di Inggris, namanya raja Henri. Katanya, pada era-era inilah, banyak sekali kata-kata inggris yang ngambil (nyomot) dari bahasa Perancis dan membuatnya menjadi bahasa Inggris dengan penggunaan yang disesuaikan dengan orang lokal, jadi kacau juga deh gramatika dan pengertiannya. Konon, dahulu bahasa Inggris tidak memiliki banyak vocabulary, sehingga mereka menyomot bahasa Perancis untuk menggambarkan hal-hal baru (katanya sih, sekarang fakta malah mebuktikan sebaliknya: bahasa Inggris jauh lebih kaya vocab daripada bahasa Perancis, walaupun orang Perancis merasa bahwa bahasanya jauh lebih sophisticated dibanding bahasa negara seberang). Tapi banyak kesamaan vocab antara bahasa dua negara ini kan bukan alasan untuk mencampuradukan semua bahasa, dan juga mengacaukan tata bahasa, dan menurunkan derajat (wah ini mah analisa gue terlalu jauh, hehe).

Semenjak Sarko, presiden Perancis yang bentuk mukanya rada aneh itu, bermaksud bercerai dari istrinya, .. aduh sapa tuh namanya, kok lupa ya... errr.. mbak Cecilia, wartawan gak habis-habisnya menerkam.. eh merekam gerak-gerik Sarko. Di sini lah kata People mulai kembali popular, setelah sebelumnya di Perancis, hanya dipakai untuk menggambarkan selebritas seperti penyanyi atau bintang film.

Setahu gue, "People" adalah nama majalah yang selalu memberitakan gerak-gerik selebritis Hollywood. Jaman gue kecil, yang paling sering muncul di covernya, tentu saja, Tom Cruise dan istrinya Mimi ..... Beuh.. lupa deh nama asli istri pertamanya si Tom, sepertinya sih Rogers...udah jebot banget kan tuh, jaman belom sama Nicole Kidman, Penelope Cruz ataupun cewek yang seumur gue si Katie Holmes itu, hehe..ngaku-ngaku seumuran, padahal gue lebih toku juga dari si Katie ini, hehe.

Anyway, entah gimana ceritanya, orang Perancis ngambil istilah "People" yang memang diambil dari nama majalah Amerika, menjadi kata "selebritis" untuk bahasa gaulnya orang sini. Gue dulu sering bingung, kalau ada orang bilang "..il est du people...(Oh si Anu... si orang people)", gue suka bingung, du people tuh apaan sih? Si orang orang? Kan jadi aneh terjemahannya?!!! Lama-lama gue ngeh deh, people itu artinya sama dengan selebritas. Lama banget tuh gue ngehnya... Sampe sekarang masih belom bisa biasa juga dengan pemakaian kata "People" cara Perancis ini.

Dan entah gimana ceritanya, semenjak si Sarko mulai pacaran sama si cewek Itali, Carla Bruni, yang setahun yang lalu ngakunya gak suka banget sama negara ini dan orang-orangnya, termasuk si Sarko (padahal dia udah dari umur 5 tahun tinggal di Perancis, which makes her practically a french lady), mulai deh muncul di media, bentuk lain dari kata dasar "People". Turunan dari People adalah: Peoplelisation, (bikin jidat gue berkerut) yang kira-kira maksudnya seperti ini:

Orang Perancis dulu gak usil dengan kehidupan pribadi politikusnya (malah katanya juga gak peduli sama kehidupan pribadi para celebs). Mau kata Presiden Mitterand punya anak haram kek (sorry gue pakai istilah haram, padahal menurut gue, anak itu gak ada yang haram), sebodo teing, yang penting ekonomi jalan, mo kata sekarang si anak haram sekarang udah besar dan mau ngikutin jejak bapak bajingannyanya (hehe, iya, abis kalau anak pakai istilah anak haram, bapaknya apa dong? :P) di Partai Socialist, juga hayo, masyarakat oke-oke aja.

Tapi belakangan ini, mereka mulai ngutak-ngatik kehidupan pribadi orang-orang ngetop, dan Sarko adalah korbannya. Sarko dijadikan seleb, atau dengan kata lain, media menselebkan Sarko yang awalnya bukan seleb, tapi politikus (yah kira-kira gitu deh, bingung juga gue ngejelasinnya, hehe). Bagaikan penyanyi ngetop, wajahnya muncul di setiap media. Yang di bahas, mulai dari gaya bling-blingnya, gaya casualnya, pacar barunya, liburan mewahnya, sampe yang terakhir sih (baru baca tadi pagi), koran New Observator mengatakan bahwa Sarko sebelom kawin dengan si Mbak Bruni, kirim sms ke mantan istrinya, kalau dia mau ngebatalin rencana pernikahannya kalau si Cecilia mau balik ke dia. Dan katanya waktu hari H perkawinan Sarko, Sarko tampak murung. Bener-bener peoplelisation deh... (huekss).

Nah, yang gue bingung kata people itu kan adalah Noun atau kata benda bukan? Dan bukannya yang belakangnya pakai akhiran "ion" menjadikan suatu kata, menjadikan kata benda. Jadi peoplelisation kan yah, gimana ya, rancu gitu deh.. menjadikan people (seleb) menjadi seleb gitu maksudnya? Apa sih?

Tadi, di metro, gue ngintip koran gratisan yang lagi di baca oleh seorang mbak-mbak. Artikel yang saya intip adalah tentang Sarko dan perkawinannya rahasianya dengan si mbak Bruni yang berlangsung minggu lalu. Di atas artikel itu, dikasih judul aneh, memakai kata baru lagi nih, derivatif dari people juga, yaitu pipolitique. Hah? Macam mana pula itu bah?

Sepertinya sih, dengan menggunakan pola pikir gue yang mulai ke Perancis-perancisan (hehe..tokai memang, kalau ini sih asli sok iyeah banget deh gue), gue melihat kata-kata ini sebagai: pem-people-an para politikus (presiden), atau dengan kata lain, menyelebkan para politikus. . Dan mengapa tulisannya pipol? Karena memang, orang Perancis kalau nyebut "people" dengan accent mereka yang lucu, kata ini jadi terdengar seperti pippolll, dengan huruf L yang kentallll... Gue yakin, besok kata pipolitique bakal dipakai oleh media-media lainnya

Di sini kan gitu, kalau satu media pakai kata-kata tertentu, besok semua ngikut deh, seperti kata-kata la galère (amburadul) untuk menggambarkan suasana di Perancis, akibat mogok nasional transport perancis di musim gugur tahun lalu. Semua media menggunakan kata-kata yang sama, sehingga serikat pekerja transport perancis yang mengorganisir mogok nasional ini, pada protes dengan penggambaran situasi dengan menggunakan kata-kata galère. Katanya media terlalu kasar dan berlebih-lebihan menggunakan kata-kata ini, jadi harus dicari kata-kata lain yang artinya lebih halus. Yey.. emang amburadul kok...Ngaku aja deh.. gitu aja kok repot! Berani berbuat tapi tidak mau bertanggung jawab?!

Sudah ada beberapa kata-kata gaul perancis yang dicomot dari bahasa Inggris, dan jadi sangat populer. Misalnya: "Fooding". Ya ampun, ini apaan lagi sih, udah jelas food itu kan kata benda, pake tambahan "ing" pula. Setelah tanya-tanya, ternyata maksud dari fooding ini adalah aktivitas "se regaler", atau suatu kegiatan "menikmati makanan yang enak-enak", yang memang kegiatan yang sangat dipuja di negara ini. Tapi nih, saya lebih pilih verb "se regaler" untuk ngomong kegiatan "menikmati makan-makan enak" daripada "fooding".

Ada satu lagi yang menurut saya kacau, yaitu: "Best Of", yang tentu saja diambil dari kata-kata "The Best Of....". Nah, kata Best of digunakan di perancis untuk menggambarkan album kompilasi terbaik dari suatu musisi (misalnya), seperti penggunaan di bahasa Inggris deh.

Tapi sumpah deh, di sini aneh banget penggunaannya. Contohnya gini, Hetty Koesendang, ngeluarin album kompilasi lagu-lagu populer sepanjang karirnya, yah, dia akan menamakan judul albumnya: "The Best of Hetty Koesendang", ya gak?

Nah, kalau di Perancis, misalkan si Anggun C. Sasmi mengeluarkan album kompilasinya, judul albumnya kurang lebih bakal: "Anggun Best Of". Jadi Kata "The" dihilangkan dan "Best of" diletakkan di belakang nama penyanyinya. Aneh berat gak sih???!!! Dan hebatnya lagi, McDonald di Perancis punya menu yang namanya MENU BEST OF (pake nomor pula, jadi menu best of no. 5, 3, 1, dll). Huuu.. sumpah deh, gue paling ogah mesen menu ini, udah keburu ilfil duluan...

Tahun lalu, operator telekom dan internet utama Perancis, Orange Telecom, bermaksud mempopulerkan kata-kata "Rentring" di setiap iklan-iklannya (yang berasal dari verb: "Rentrer"/Pulang. Memang maksudnya sih nyindir pemakaian kalimat-kalimat bahasa inggris yang tidak pada tempatnya seperti fooding tadi itu. Lucu juga sih, di mana-mana mereka beriklan:

"Diskotik sepi, karena semua orang pada nge-rentring (beraktivitas pulang ke rumah), buat nyobain program internet dari Orange Telecom".

Kemaren, temen gue yang inggrisnya jago, ngomong gini ke gue: "Jek, abis ketemuan elo, gue mau shopangue". Gue bingung, hah, shopangue, apaan tuh? Katanya, "Shopping!!! Gue kan orang Perancis, jadi ya bacanya shoppangue dong ah biar gaul!!!!" he??!!

Buset dah....Kali kalo di Indonesia, ya seperti kata-kata, "Plis dong deh!"......


It's just too much!!! C'est trôp man!!!!! (euh oui "man" comme si j'étais jamaicainne.....wekekekek)

Thursday, 3 January 2008

Awan Yang Mencintai Gunung

Kata banyak orang, pemandangan yang sangat indah, ada ketika kita berada di atas gunung. Makanya, orang terdekat saya berbisik kepada saya ketika kita sedang berada di puncak gunung, bahwa capek-capeknya kita mendaki gunung, terbayar dengan melihat indahnya alam. Banyak juga yang bilang kepada saya, bahwa negara yang indah alamnya, adalah negara yang banyak gunungnya. Contohnya ya Swiss (tapi sayang gak ada laut di swiss), bla bla bla dan Indonesia dong ah!

Kalau saya perhatikan awan selalu mendekati gunung, dan nemplok bagaikan ingin menghapusnya dari bumi. Mengapa tidak pindah ke tempat lain? Seperti video dan gambar di bawah ini...

Keterangan Video: Awan yang mendekati puncak gunung di Grenoble (La Chartreuse kalo gak salah), yang membuat seakan-akan gunungnya kebakar, penuh dengan kepulan asap.

Keterangan Foto: Lihat bagaimana cerahnya langit, tapi ada gerombolan awan yang selalu ingin memeluk gunung.

shot and edited by= jeki jengkol (music by air, high school lover)


awan yang hendak makan gunung

beberapa saat kemudian,

gerombolan awan 1

gerombolan awan 2

Snow White

alps 07 by: LV


1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Salah Satu Alasan, Kenapa Kita Bayar Pajak Mahal

Tadi malem sekitar jam 7-an, tau-tau kita dikagetkan dengan suara letusan. Ternyata, bunyi datang dari perayaan kembang api, persis di depan jendela. Tumben, sekarang pertunjukan kembang api diadakan juga bulan desember (kan biasanya bulan july), dan lokasinya gak tepat di depan jendela juga. Tapi malam ini semua begitu berbeda.

Dasar langsung kepikiran duit, langsung deh bilang: Oh ternyata ini toh, alasan kita bayar pajak mahal bener tahun 2007 ini: karena bakal ada pertunjukan spektakuler menyambut natal (selaen juga pasar natal di balai kota). Tinggal di Perancis, sarat dengan bayar pajak yang aujubile... sekitar bulan september sampai akhir oktober, kita diberatkan dengan tagihan 3 pajak, yang lumayan bikin kita blenger lah..hehe. Dan konon, kota tempat saya tinggal, pajaknya emang lebih tinggi dibanding kota-kota tetangga lainnya (menurut Harian Metro, Essone dan Calais - Normandie mengalami presentase kenaikan pajak yang sangat besar selama lima tahun belakangan ini). Padahal sih, fasilitas kota kita ya biasa-biasa aja, umum, seperti: stasiun kereta RER C, beberapa bus non RATP - jadi gak rawan mogok kerja, antar jemput ke stasiun kereta (shuttle bus yang mayan nyaman gitu deh - tapi tetep bayar 0.15 cent dan waktu tunggunya lamaa bener), perpus umum, taman-taman, trotoir yang jadi cantik di pusat kota, dan ini dia yang bikin gue bengong: stadion sepak bola (yang letaknya gue juga gak tau pasti di mana). Buset dah, gue kagak pernah maen bola, gue kena getahnya juga suruh biayain..Apes! Besok-besok gue gabung club sepak bola daerah gue deh, biar bisa ikut memanfaatkan pajak yang telah dibayar.

Dan ini dia yang bikin mahal, gue rasa: pertunjukkan kembang api yang diadakan tiap tahun (setahun sekali - tapi tahun ini udah dua kali), dengan catatan, yang tadi malem lebih spektakuler, daripada yang udah-udah.

Dan tau aja tuh si Pak walikota, gue selama ini misuh-misuh suruh bayar pajak, eh itu pertunjukan kembang api ditaroh persis di depan jendela apartemen, biar bisa menghibur gue yang sedang bermuram durja, dan nginyem sepanjang empat bulan dari bulan September sampe sekarang gak sembuh-sembuh.. hehehe.

Untung, tahun depan, Pak walikotanya ganti, kan dia yang bikin kebijaksanaan-kebijaksanaan bikin kantong warga memble. Konon, kota tempat gue tinggal, mayoritas adalah orang-orang dari partai Sosialis. Tapi ternyata, si Pak walikota ini, adalah orang partai kanan, alias UMP. Untuk pemilihan tahun depan, UMP tidak akan lagi menurunkan si bapak ini sebagai kandidatnya, karena dapat dipastikan bakal kalah, akibat kebijaksanaan-kebijaksanaannya yang tidak populis itu.

Bisa jadi kembang api ini dibikin dashat karena si bapak itu mau perpisahan..hehe.. Yah, sudahlah.. selamat jalan aja pak. Saya tau bapak baik sekali dalam membantu saya mendapatkan CdS (eh iya loh, dia emang baek, ramah, sangat suportive kepada warganya yang terdiri dari beragam warna), tapi isi kantong lebih penting ternyata ya Pak..hehe.

Ya sutralah, ini akhirnya saya posting aja foto-foto kembang apinya, yang dibakar dari duit warga. Lumayan berbagi keindahan sama temen-temen di MP daripada gue berbagi kemanyunan melulu..hehehe. Enjoy!

Yang mengabadikan, ya mas gorilla.


1

2

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Rue de La Paix, Paris

Decorated by Michel Septanil, the responsible person behind prestigious events accross the globe, rue de la paix Paris has a different ambience untill January 15 2008.

Pics by: LV

1

2

3

4

5

6

7

8