Thursday, 30 August 2007

DUA BERITA MENGEJUTKAN DARI MALAYSIA

Lagi iseng-iseng cari perkembangan berita tentang TKW yang mau kabur dari apartemen majikannya yang keterlaluan di lantai 15 (berita bisa diklik di: sini tiba-tiba saja saya terantuk dengan berita lain. Berita ini agak mengejutkan buat saya, karena saya tidak pernah mendengar sebelumnya.

Ceritanya tentang pembunuhan seorang perempuan Mongolia, Altantuya Shaaribuu, yang memiliki affair dengan seorang pejabat tinggi setempat, kemudian dibunuh secara mengerikan dengan cara ditembak dan mayatnya diledakkan dengan C4. Ampun deh! Horor banget, sepertinya full force banget untuk menghilangkan barang bukti. Aneh, menurut sumber yang saya baca, persidangan kasus ini pun masih akan digelar hingga lama, yaitu tahun depan, kabarnya sih ada kepentingan politik-politik tertentu.

Alamak.. katanya Indonesia adalah negara yang paling-paling parah soal korup, gak pedulian sama warga negara dan keluhan lain sebagainya. Ternyata negara seberang juga sama parahnya, kok bisa ya, kasus seperti itu lama sekali disidangkannya. Apa karena tunggu orang-orang sudah "lupa"? Maklum, jaman sekarang, orang-orang sering kena penyakit lupa.

Tp ngomong-ngomong saya kok jadi ngebayangin gimana kalau BT (yah tau kan siapa BT ini, beritanya lagi hangat di media), nanti nembak istri lama atau istri barunya dengan cara point blank...Ini emang jamannya jaman edan.


Buat berita TKW sih, kalau menurut saya, yang pertama kali disalahkan, ya majikannya dong. Dia yang berbuat keluar batas. Dimana-mana harkat manusia harus dijunjung tinggi. Ada yang bilang, salah pembantunya, karena kerja gak becus. Duh, kalau kerja gak becus, orang mah ya diberhentikan aja, gak perlu disiksa segala. Kerjaan kantor bikin stress, ya jangan dilampiaskan ke orang lain, apalagi kalau sampai menyiksa, ini kan gak adil namanya. Kedua, ya pemerintah malay yang tidak memberikan jaminan kepada warga negara asing, dalam menjalankan kerja di wilayahnya, mungkin hukumannya terlalu lose? Yang ketiga, ya pemerintah RI yang kurang bisa negosiasi dalam melindungi hak-hak warganya di luar negeri, misalnya menekan pemerintah lokal untuk berlaku lebih keras lagi terhadap pelanggaran terhadap hak-hak warga negara asing negaranya, dan bisa jadi harusnya memang pemerintah memberikan pelayanan advokasi lebih baik bagi para pekerjanya yang ada di luar negeri. Jadi yah gak dibalik-balik. Heran, baca komennya orang-orang kok malah nyalahin pemerintah kabeh.

Misalkan nih, saya ke Perancis, awalnya datang secara legal, kemudian posisi saya menjadi pendatang gelap, dan atas kemauan saya sendiri (bukan karena human traficking). Terus saya kerja jadi TKW di suatu restaurant misalnya. Kemudian sama majikan, saya disiksa. Apakah semena-mena saya akan menyalahkan pemerintah RI? Kalau pemerintah tidak memberikan bantuan advokasi kepada saya, yah, baru itu boleh disalahkan. Tp kalau saya yang sukarela datang sendiri, tanpa pengetahuan pemerintah, apakah tepat menyalahkan pemerintah? Saya sih bakal lebih senang nyalahin majikan yang menyiksa saya dong, supaya dia gak berbuat gitu lagi kepada orang lain yang lebih lemah.

Ngomong-ngomong, itu orang-orang yang nyiksain pembantu, dimanapun anda berada (di Indonesia juga banyak, saya sering kok ngeliat teman-teman saya di Jakarta bentak-bentak pembantu, ngatai-ngatain fisik mereka de el el), mending ngerjain apa-apa sendiri aja lah, gak usah sewa pembantu segala. Padahal anda menggaji mereka juga tidak seberapa. Kalau tidak bisa menyediakan sarana yang memadai seperti gaji dan kesejahteraan untuk pekerja, ya mending gak usah punya pembantu ajalah. Memang ukuran kesejahteraan (apalagi di Indonesia), sangat abstrak, tapi setidaknya ada harus menggaji pekerja anda dengan nurani dan ukuran yang sekiranya pantas, berlaku secara umum dalam masyarakat. Kalau gak bisa, ya kerjain aja apa-apa sendiri, males amat sih? Jangan mentang-mentang tenaga mereka murah, terus bisa diberlakukan semena-menanya. Ingat, beda kita dan dia adalah masalah nasib

2 comments:

Anonymous said...

Well Jack

Jangan kan anda terkejut. Saya malah malu dan marah penyiksaan pembantu dan pembunuhan. Tiada siapa pun bangga akan 2 kes/kasus ini di Malaysia.

Tapi pembunuh kejam dan majikan brengsek itu tidak atau bukan representasi bangsa Malaysia seluruhnya. Saya juga pengalaman terjumpa orang kampung Malaysia di London wuah sombongnya! baru 2 bulan di Inggris sudah tak tau bahasa Melayu. Saya yang pernah tinggal di USA bertahun-tahun pun masih mau bahasa Melayu medok daerah lagi...
Din

sparklingcosmic said...

emang orang sombong itu di mana2.. banyak juga orang yang saya temui, langsung lupa sama bahasa ibunya (padahal gak mungkin lah lupa sama bahasa ibu sendiri).

Anehnya penyiksaan terhadap kaum yang lebih lemah sering dilakukan oleh orang yang berpendidikan dan punya harkat tinggi di masyarakat. Yang baru-baru ini terkuak adalah tkw Indonesia dan Philipina disekap di belgi di dalam hotel bintang lima, yang dimiliki oleh sultan arab.
Di Amerika, penyiksaan TKI dilakukan oleh jutawan berlian di New York, yang kemudian lucunya oleh masyarakat sini disinggung2 ras asli orang yang menyiksa, yang menurut saya tidak relevan sekali disinggung-singgung.