Thursday, 30 August 2007

HUBUNGAN ANTARA RAMBUT HITAM DAN KESAN RUPAWAN VERSI SAYA SENDIRI



Dari jaman SMA, saya sering sepakat sama teman saya, kalau kita senang sekali dengan cowok berambut gelap/hitam, dengan alis mata yang tebal. Kesannya gimana gitu, macho (eh ini macho dalam artìan bhs indonesia loh, bkn macho dlm bhs prancis). Yg ada di otak kita waktu itu (if we had any brains..hehe), adalah sosok Chris Cornell, vocalis band favorite kita jaman dulu; band Seattle Sound: Soundgarden yang sekarang udah gak ada kabarnya lagi, alias bubar. Chris Cornell itu bikin band sendiri namanya apa ya, lupa, mayan terkenal kok di tahun lalu..hehehe... Tapi itu loh, penyanyi yg bikin soundtracknya film James Bond yg terakhir; dah rings a bell? Ganteng & kemampuan musikalitasnya OK khan?!.

Tolong koreksi bila yg saya tulis ini salah. Bhs perancis tidak terlalu jelas membedakan rambut yg bagaimana yg pirang atau gelap. Untuk rambut coklat gelap s/d hitam, akan dianggap rata: Coklat (brun). Untuk rambut coklat muda (honey) s/d pirang, semuanya dipukul rata, dibilang pirang. Sedangkan yang merah dibilang warna rambutnya Châtaine. saya pribadi, membedakan semua2nya. Dan menurut saya, warna rambut yg oke untuk pria dan wanita adalah yg hitam pekat model iklan sunslik, walaupun soal gelombang atau lurus sih terserah aja ya (soalnya saya ikal sih rambutnya..hehehe, mau gak mau belajar menerima apa adanya aja).

Kurang lebih, saya juga selalu mencoba mencari alasan, kenapa rambut gelap cenderung hitam sering kali menjadi alasan/ukuran pribadi dalam mencari 'teman jalan'. Ini emang masalah selera, karena banyak juga teman wanita indonesia yg saya kenal, tertarik bgt dengan mata biru dan rambut pirang, dengan alasan: karena features yang sangat berbeda dengan ciri khas orang Indonesia pada umumnya.

Beberapa kali saya pacaran dengan pria berambut pirang, mata biru/kuning/merah/hazel (beneran loh kuning atau merah), memang gak ada masalah sih. Cuman ketika saya menyentuh rambut mereka yg keemasan dengan jemariku, ada kalanya saya membatin, "I wish that he had black hairs". Toh akhirnya kami pun berpisah karena masalah gak jodoh (gak mau pake alasan "beda prinsip" ah, dah terlalu cliché, dipake melulu sama artis Indonesia kalau mereka cerai, ..hehehe), jd bukan karena masalah warna rambut sebetulnya. Saya jg gak percaya dgn anggapan orang yg memiliki rambut pirang itu bodoh-bodoh seperti anggapan banyak orang barat. Ini cuman masalah stereotypes, yg menyetir kita pd hal-hal yg tidak punya dasar argumen yang jelas. Stereotypes itu mudah untuk mereka yg malas mikir dan biasanya mau gampangnya aja, terima jadi apa yang udah secara umum berlaku.

Sedikit menjawab pertanyaan saya; menurut survey (maaf sumbernya gak solid, saya lupa baca dimana survey ini), wanita di dunia ini cenderung memilih pria dengan rambut hitam, dimana pria-pria itu dianggap memberikan kesan (eh garis bawah ini ada maksudnya loh) rupawan, misterius dan laki banget (bukan lucky banget...hehe). Ini juga alasan mengapa tokoh super power dari komik macam Superman atau Batman berambut hitam padahal hitam adalah warna yang paling representatif untuk menggambarkan karakter seseorang. Untuk perempuan, yg paling diminati adalah mereka yg berambut pirang (wah cewek Indonesia gak termasuk dong?!). Cewek berambut pirang memberikan kesan sexy dan fun. Tp saya jg pernah loh mengidolakan pria berambut pirang macem Brad Pitt atau Stephen Dorff (silahkan google up). Tapi saya gak favorite tuh dengan Mark Paul Gosselar bintang Saved by The Bell itu.

Beberapa tahun yang lalu, pertanyaan dalem hati saya mulai diberikan suatu justifikasi, suatu alasan pembenar versi saya sendiri, yg tentunya hanya berlaku untuk saya sendiri. Suatu hari, saya nonton acara dokumenter di stasiun TPI, Telepisi Pendidikan Indonesiah, tentang suatu karakter singa-singa afrika. Suatu grup peneliti, sengaja datang ke Afrika untuk meneliti, sikap perkembangbiakan para singa, termasuk bagaimana para singa betina memilih pasangan hidupnya, atau pejantan mereka. Hasilnya cukup mencengangkan (at least bagi saya). Tentulah teori natural selection dari mr. Darwin memegang peranan penting.

Para peneliti mendatangkan dua boneka singa dengan pose siap menerkam (ini asli boneka; lembut dan fluffy gitu deh, cuman penampilannya cukup solid, gak goyah kena tiup angin lah ya) dalam ukuran dan muka yg sama persis dengan singa jantan (yg rambutnya gondrong itu loh). Salah satu boneka singa tsb dipasangkan rambut palsu singa dengan warna terang, alias agak coklat muda. Yg lainnya dipasangkan wig warna gelap nyaris hitam. Kemudian keduanya ditaruh secara tidak jauh satu dengan lainnya, ditengah padang rumput habitat para singa betina. para peneliti mengamati dari jauh. Tak lama, kita lihat, banyak sekali betina-betina berkumpul mengelilingi pejantan yg berambut gelap, sedangkan singa yang pirang, gak ada yang ngedeketin, alias dibiarkan melongo melompong, gak laku. Betina-betina tsb tentulah tidak tahu kalau singa jantan berambut hitam di depan mereka adalah boneka. Setengah jam berlalu, sekitar lima betina tetap pasang aksi centil di dpn boneka singa rambut gelap. Para ahli pun akhirnya berkesimpulan bahwa binatang juga punya cara khusus dalam memilih pasangannya. Binatang selalu memilih mereka yg kuat dalam memilih pejantannya dan faktor fisik itu sangat penting. Warna rambut gelap seakan menandakan rupa yang kuat yang dapat merepresentasikan harapan akan kelangsungan hidup suatu ras binatang itu. Ujung-ujungnyanya yah masalah Survival of the Fittest theori darwin juga yang megang peranan.

Kembali ke pertanyaan saya diatas, setidaknya program telepisi tersebut memberikan justifikasi kepada saya, atas perilaku yg kecentilan kalau liat pria berambut hitam di metro. Pada dasarnya saya hanyalah "singa betina yg normal" yang cenderung memiliki ketertarikan besar kepada pasangan yang dianggapnya ideal..hehehe..... meski cakar saya masih harus dibuktikan - saya gak demen piara kuku panjang tuh, dan lagi pula zodiac saya bukan berlambang singa, tp pasangan hidup saya kebetulan iya.

Anyweyyy itu cuman sekedar sharing, silahkan mengambil hikmah atau menyimpulkan sendiri, apakah survey dan penelitian diatas cocok untuk masing-masing kebanyakan orang. Tapi kayaknya sih, tetep aja yah, jodoh itu ditangan Tuhan. Terserah idealnya gimana, tapi kalau dapetnya yang gak sesuai dengan kriteria awal, ya mo gimana lagi..hehehe... Saya lagi nyari-nyari dokumenter itu, dan jg dokumenter National Geography yang saya pernah tonton di tahun 2005, tentang alasan mengapa orang yg rupawan, cenderung bernasib lebih baik. What a theory!

BTW, umur singa itu berapa tahun ya, dan kira-kira sampai berapa lama mereka memiliki rambut merka? Soalnya si mas singa sekarang rambutnya pada putih semua, ketombean berat, sebagai pertanda kebotakan. Wah, kalau singa jantan gak ada rambutnya, kan jadi mirip singa betina? Hehehehe... Jadi pengen nonton Lyon King nih... Hakunamatata.

No comments: