Thursday, 30 August 2007

Ketika Metro Belom Datang

Setelah di posting sebelumnya saya bilang kalau orang Paris itu banyak yang cuek, tidak ramah dan sangat individualis, kejadian ini mengingatkan pada postingan saya itu . Kemarin malam, saya dan suami lagi di peron stasiun Strasbourg-St. Denis, nunggu metro datang.

Saya menunggu sambil duduk, dan di samping kiri saya agak jauh dikit, duduk pria kulit hitam sekitar umur 20-an, yang sibuk mendengarkan lagu dari MP3 playernya. Tampaknya dia tidak sedang menunggu metro, tapi hanya ingin duduk santai saja di tempat duduk di peron. Diantara jarinya, terdapat lintingan ganja yang besar. Kalau udah gini, kita tau deh, kira-kira orang model apa pria ini. Di stasiun metro, dilarang keras merokok, apalagi ganja bukan barang legal di sini.

Tak lama, datang seorang ibu, menggendong backpack yang besar bersama anak laki-lakinya yang berumur 5 tahun-an. Sepertinya mereka turis, karena memang tadi malam di metro, isinya turis semua dengan koper maupun tas besar. Paris bulan agustus biasanya malah gak ada orang Parisnya, udah pada ngacir keluar kota semua. Si ibu duduk di antara saya dan pria ganja tadi. Sedangkan si anak pilih duduk di samping kiri pria tersebut. Si ibu melihat jam yang terpampang di plang metro, dia pun mulai berkata, "Hah? Sudah jam 21:47! Masa sih? Gak salah?"

Saya pikir dia ngomong sendiri, jadi saya diem aja. Fyi, di metro Paris banyak orang gila yang sering ngomong sendiri, jadi lebih baik pasang gaya budek atau gak peduli. Eh ternyata suami saya menjawab, "Iya bu, memang jamnya gak salah!" Oh jadi si ibu itu emang ngomong ke suami saya, sehingga dia berkewajiban menjawab. Saya pikir cuman salah satu orang aneh di metro...hehe.

"Kira-kira berapa lama ya dari sini ke Montparnasse?" tanyanya lagi.
"mungkin 15 menit bu!" jawab suami lagi. Si ibu langsung membuka peta metronya, dan menghitung jumlah stasiun antara Strasbourg St. Denis dan Montparnass. Lanjutnya lagi, "Wah, ada 11 stasiun loh.. Jauh amat!!!" celetuknya.
"Oh ya mungkin 20 menitan-lah", jawab suami.
"oh.. ok", kata si ibu.

Sementara itu, anak laki-laki si ibu ini, mengeluarkan permen dari kantongnya, dan mulai membuka percakapan dengan pria yang sedang pegang ganja tadi.
"Mister, anda mau permen?" tawar si anak dengan suara innocentnya.
Si pria ganja tadi kaget tau-tau ada yang nawarin permen. Dia salting, sambil senyum-senyum dia buru-buru masukin ganjanya ke kantong celananya.
Si pria menolak halus, "Oh, tidak, terimakasih!" Saya dan suami udah mau ketawa cekikian ngeliatnya. Si pria keliatan banget malunya.

"Anda sudah makan?" tanya si anak kecil tadi.
"Oh sudah, sudah!" jawabnya singkat, masih salting dan senyum-senyum. Si pria melepas earphonenya, agar dapat mendengarkan lebih jelas ocehan si anak. Sepertinya anak ini emang cerewet alias doyan ngoceh.
"Anda makan apa tadi?" Huahaha.. ini anak lucu banget, polos dan mau tauuu aje, berani banget. Gak tau aje, yang lagi diajak ngobrol, doyan ngeganja..hehehe..... Saya rada penasaran, anak itu tanya apa aja, sepertinya emang dia pengen banget tau urusan si pria ini. Tapi sayang, gak lama metro no. 4 pun datang, dan kita bergegas masuk.

Saya sempet melihat anak tersebut melambai kepada si pria itu
"Au revoir monsieur! (sampai jumpa mister)". Si pria tetap di tempat duduknya, dengan masih tersenyum, membalas lambaian anak tadi.

Saya dan suami cekikan ngeliatnya. Kesimpulan kami: beneran, si ibu dan anaknya ini emang bukan orang Paris. Hampir gak mungkin orang Paris mau tanya-tanya atau memulai percakapan. Rasanya kalau memulai percakapan malah dianggap aneh, dan orang Paris takut kalau buntut-buntutnya malah ditodong.

No comments: