Thursday, 30 August 2007

WANITA-WANITA DI SEKITAR SARKO YANG BIKIN SAYA JEALOUS (SEKALIGUS KAGUM)



Seiring dengan terpilihnya Sarko sebagai presiden Perancis beberapa bulan lalu, dia memilih beberapa tokoh menarik sebagai pembantunya dalam menjalankan pemerintahan. Yang paling mengejutkan, adalah beberapa tokoh partai sosial (partai saingannya si Sarko) dan beberapa wanita yang dipilih, untuk menduduki beberapa jabatan di lingkungan kementrian.


Untuk negara se "macho" Perancis, tentu ini bikin heboh (ini macho dalam artian cowok uber alles loh.. bukan kayak macho gaya ato tampangnya). Soalnya Perancis terkenal tidak memberikan kesempatan bagi para wanitanya untuk maju di panggung politik, walaupun di beberapa sisi terkenal kalau wanita perancis itu pada keras kepala dan bikin geram pria-prianya (hehe, makanya kali pada pilih cewek Indonesia tuh... haha). Memang sih sebelumnya, ada beberapa wanita yang menjabati posisi penting di bidang kementrian, seperti menteri pertahanan Perancis yang gayanya teges itu, atau Perdana Menteri wanita dari kalangan Partai Sosial beberapa tahun yang lalu (namanya lupa semua deh). Tapi kemunculan mereka jaman dulu hanya jadi bulanan-bulanan publik saja.

Dan bikin heboh lagi, mereka rata-rata muda dan cantik. Selain itu, beberapa wanita yang memiliki jabatan di kementrian itu memiliki latar belakang asing, alias imigran, yang tentu saja mengejutkan banyak orang, karena Sarko terkenal sangat keras dengan para imigran, dan dituduh cenderung rasis. Mereka pun terkenal sangat menantang, pandai dan berdedikasi pada bidang mereka. Kalau muda, ya berarti saya gak akan banyak ngomongin si Christine "une femme à Bercy" Lagarde, menteri perekonomian, Keuangan dan urusan emploi yang sudah berumur, tapi, yang bikin saya salut, latar belakangnya dia yang lawyer di suatu law firm terbesar di dunia yang berpusat di Amerika. Kok bisa ya, menjadi menteri perekonomian dan finansial gitu dari jurusan hukum, kan susah banget? Si ibu menteri ini sangat olahragawati, dan sigap dalam mengendarai sepedanya.

Saya baca sedikit-sedikit mengenai kisah hidup mereka. Ada yang memang awalnya dari keluarga terpandang, ada yang dari imigran miskin, ada yang anak diplomat. Apapun latar belakang mereka, yang jelas saya sirik, melihat kesuksesan mereka, sebagai wanita, istri, maupun ibu, karena kalau melihat mereka, rasanya yah, saya ini cuman ikan teri Medan di kolam super besar. Tapi asiknya, melihat mereka, saya jadi kepacu juga untuk maju, walaupun mungkin gak akan sehebat mereka nanti-nantinya. Tapii tetep, mimpi harus jalan, usaha juga jalan, dan percaya, semua pasti ada jalan untuk mencapai sukses (abis ini belom dimana-mana juga, padahal udah kekejar sama umur).

Nah-nah, siapa saja wanita-wanita tersebut? Saya hanya memperkenalkan sedikit-sedikit saja ya, karena terus terang saja, saya gak banyak melakukan riset dalam menulis di blog saya. Karena tidak banyak melakukan riset, ya saya hanya menceritakan yang umum-umum saja, bisa jadi mereka lebih dari yang saya tulis.

Well, yang pertama saya berikan tempat kepada si mbak penolong saya mendapatkan CdS (ijin tinggal) resmi di Perancis..(hehehe, yoi, gitulah Perancis, kalo hubungan apa-apa mentok, silahkan hubungi deputé lokal anda!), yaitu mbak Nathalie Kosciuscko-Morizet, yang menduduki jabatan seknet bidang lingkungan hidup. Setelah gak nyangka bahwa perempuan yang pernah saya jabat tangannya di Long Pont s/ Orge beberapa bulan yang lalu, tadinya adalah si anggota DPR termuda di Perancis dari daerah tempat saya tinggal (circonscription). Wanita manis (dan aslinya stylish banget!!!) kelahiran tahun 1973 ini adalah seorang ibu muda, yang lulusan poltek jurusan biologi (wah, pinter banget dong ya, abis saya denger, bukan orang sembarangan yang masuk poltek di Perancis - tingkatan poltek di sini beda sama poltek di Indonesia). Dia udah lama berjuang dalam masalah environmental, dan memperjuangkan sosialisasi kesuksesan Kyoto Protocol di sini. Kemaren waktu pemilu legislative, saya udah ngewanti-ngewanti suami supaya cepet-cepet ke Tempat Pemungutan Suara, supaya bisa bales budi ke dia... hahaha...

Yang kedua, adalah Rachida Dati, yang menduduki jabatan menteri perundang-undangan dan kehakimannya Perancis. Penunjukkannya sempat bikin keqi partai sosial, karena mereka tidak menyangka, Sarkozy membuat gebrakan memilih wanita kuat dan berwarna pula. Wanita ini selalu menolak bila wartawan mencoba mengangkat latar belakang imigran miskinnya, dia lebih memilih wartawan mengangkat gebrakan-gebrakan yang akan dia bikin dalam masa-masa yang akan datang. Dia merasa bahwa masa kecilnya dan kenyataan bahwa dia berwarna dan keturunan imigran, tidak perlu dibesar-besarkan. Wanita yang lahir tahun 1965 dan besar di suatu kota dekat Lyon ini beribukan seorang imigran Algeria dan berbapakkan seorang imigran Maroko. Dia besar di lingkungan sekolah katolik, dan pernah melakukan banyak kerjaan serabutan seperti menjadi semacam Avon Lady di komplek rumahnya, untuk membiayai kuliahnya.

Wanita yang ketiga adalah si cantik Rama Yade, yang menjabat sekertaris negara untuk urusan luar negeri dan hak asasi manusia. Dia ini seumuran dengan saya ternyata (wah.. seumur gitu udah kemana-mana, sedangkan saya ya di sini-sini aja ya?). Kemunculannya di TV pertama kali pada pemilihan legislatif pertama, membuat suami saya kepincut-pincut. Katanya, wah... cantiknya perempuan satu ini, kata dia. Pintar pula. Saya jadi nengok deh tuh ke arah TV. Oh iya, perempuan hitam manis, dengan senyumnya yang menawan, pikir saya. Madame satu ini kelahiran Dakar, anak seorang profesor sejarah dan ayahnya adalah seorang diplomat Senegal. Dia mengatakan, dia gak takut dimanfaatkan oleh Sarko, karena warna kulitnya, padahal katanya lagi, Sarko justru yang lebih dulu bertanya kepada dia, apakah dia takut akan dimanfaatkan oleh sang presiden. Dia hanya menjawab dengan tertawa. Memang sepertinya Sarko sengaja membuat Condy Rice menemukan juniornya di bidang politik internasional.

Yah, itulah sekilas wanita-wanita di kementrian Sarko. Mereka pintar, cantik, muda, dan menantang. Kita tunggu aja gebrakannya, apakah menjadi wanita cantik dan sukses di karir merupakan beban, atau malah anugerah?


Up date 28 Juni 2007: Ada beberapa lagi wanita dalam pemerintahan Sarko, salah satunya adalah Valérie Pécresse sebagai menteri urusan pendidikan superior dan riset (halah ini jurusan apaan lagi ya?), yang berkesan pendiam tapi ramah. Dia lulusan HEC (sekolah bisnis top di Perancis), dan seorang Enarque (ENA, mungkin semacam IPDNnya Perancis, sekolah pemerintahan yang top of the top lah ceritanya di sini, gak sembarang orang bisa masuk ke sinim karena bersekolah di sini juga digaji lumayan). Tapi yah itulah.. saya memang lagi males riset lebih jauh (saya kapan sih gak males riset?!), jadi saya tulis yang paling sering tampil di publik aja.

Sumber: Wikipedia, majalah Le Point. Foto diambil/di scan dari Le Point dan http://kandidatur.over-blog.com/article-4790584.html

No comments: