Thursday, 30 August 2007

Problema Bersepeda di Perancis


Saya pikir, Perancis bukan negara yang mencintai aktivitas atau olahraga bersepeda. Tapi ya ampun bodohnya gue, lupa karena di sinilah negara Tour de France, dimana para atlit sepeda dari penjuru dunia, cukup stress dalam mengikutinya. Terbukti dari maraknya penggunaan doping yang selalu bikin heboh setiap tahunnya. Dan memang, kalau dipikir-pikir, orang-orang sini emang gemar bersepeda lah ya (walaupun gak pernah menang di kejuaraan bergengsi di negaranya sendiri..hehehe). Banyak diantara mereka yang pada punya sepeda, keliatan kalau lagi long weekend atau kalau lagi liburan, kalau kita ke tol, isinya mobil-mobil digantungin beragam sepeda.
Aneh bin ajaib deh ngeliatnya.


Tapi ternyata menjadi negara penyelenggara kontest bersepeda sehat bergengsi aja gak cukup membuat Perancis jadi negara yang aman buat bersepeda. Saya sebagai penggemar aktivitas bersepeda, sampe sekarang masih takut sepedaan sendirian, harus ada "guide"nya. Untuk menjadikan sepeda sebagai transportasi utama di sini seperti waktu saya tinggal di Belanda, rasanya belom mungkin, saya masih lebih milih angkot deh. Banyak problemanya, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Loh jalurnya kok ilang ya?
Di sini, gak ada jalur sepeda yang jelas. Gak seperti di belanda, dimana jalur sepeda selalu ada. Di Perancis, memang ada tempat-tempat tertentu yang jalur sepedanya jelas, tapi tau-tau di perempatan berikutnya, ilang deh gak ketauan rimbanya.

Kalau udah gini kita harus ambil jalur jalan yang dilalui mobil, yang cukup membuat saya ngeri karena harus menggenjot diikuti oleh mobil di belakang. Kita ambil jalur yang di sisi paling kanan, karena kita kan dianggap lambat. Tapi dalam menyeberangi suatu bundaran (rondpoint), hal ini bisa jadi problema yang cukup rumit bagi pengendara mobil, karena mereka harus benar-benar sabar sama kita, memberikan prioritas (yah, ini ada hubungannya dengan hukum "prioritas bagi kendaraan yang datang dari arah kanan"/ priorité à driot).

Emang para pengendara mobil cukup sopan dan menghargai kita yang jalanannya lambat. Mereka tidak akan meng-over take kita bila sekiranya hal itu akan membahayakan keadaan sekitar (termasuk si pengendara sepeda dan pengemudi mobil yang bersangkutan). Di sini sepertinya pengendara sepeda dianakemaskan sehingga pengendara mobil tetap harus mengalah.

Tapi tetep aja ngeri lah ya. Mungkin juga karena saya biasa kalau di Jakarta, lagi sepedaan, malah dibel sama para pengendara mobil di belakang, pada gak sabar nungguin kita genjot. Mengendarai sepeda di Perancis, harus mengerti bagaimana hukum mengemudikan mobil di Perancis, karena kita tetap harus menaati rambu-rambu yang berlaku bagi pengendara roda empat agar mengerti bagaimana enaknya bersepeda di sini.

Memang sih, pemerintah ceritanya lagi bikin usaha agar jalur sepeda makin bertambah.. sementara rencana ini belum diwujudkan, kita masih harus bersabar dan berhati-hati dalam berkendara termasuk harus mengenali hak dan kewajiban kita dalam berkendara.


2. Polisi tidurnya kok banyak amat?
Mending polisi tidur kayak di Indonesia, ini mah polisi tidur buat para raksasa. Berbeda dengan negara lowlands, Perancis negara yang banyak gunungnya. Gak ada jalan di sini yang benar-benar datar. Kebayang dong, kendala buat para pengendara sepeda. Percayalah, tidak ada yang menyukai tanjakan. Tanjakan hanyalah buat para atlit Tour de France. Buat kami yang orang biasa yang gak pakai doping? Silahkan ngos-ngosan dan amat sangat dimaklumi bila turun dari sepeda dan dorong begitu tanjakannya heboh.


3. Ortie
Tampaknya, sepeda balap model yang dipakai orang-orang di lomba Tour de France itu gak terlalu banyak penggemarnya. Ternyata orang-orang sini lebih suka yang namanya sepeda VTT/mountain bike, atau sepeda gunung. Mungkin karena gak terlalu banyak jalur sepeda yang siap sedia di jalan? Atau karena hal-hal lain, seperti emang kalau sepedaan di hutan itu tampaknya lebih menantang, atau lebih sporty? Gak ngerti juga. Kalau lagi akhir pekan, coba bersepeda di hutan, pasti banyak papasan sama para penggila VTT. Atau lihat bekas-bekas ban VTT di tanah. Mulai dari hutan, sampai semak-semak belukar di antara dua ladang, bisa dijumpai jejak sepeda VTT.


Tapi problema yang mengintai adalah: tumbuhan ortie, yang banyak durinya. Ortie ini menyebalkan banget, dia tumbuh di mana-mana, dan kalau kulit kita kena dikit aja, buh.. rasanya sembriwing banget deh. Langsung selama 10 menit pertama, kita berasa panas dingin, sakit, snut-snut. Udah gitu kulit jadi bentol-bentol seperti abis kena ulet bulu. Emang sih, sakitnya gak lama, dari beberapa menit hingga berjam-jam, walaupun gak pernah sampai seharian penuh, tergantung dari keuntungan kita hari itu...hehe. Pengen deh rasanya ngebabat abis tumbuhan ortie ini, denger-denger sih, kalau yang baru tumbuh di musim semi, bisa dibikin sayur. Gue ngebayanginnya aja males, kepikiran durinya, biarpun katanya sih kalau baru tumbuh, ya durinya gak ada (banyak).




Penutup
Menurut saya, kendala saya dalam bersepeda di perancis yang paling menakutkan yah.. errr.. tanjakan dan tumbuhan ortie kali ya. Kok serba salah ya, maunya kita olahraga sehat tapi ngebayangin bakal ketemu ortie di semak-semak, udah bikin nyali kenyut duluan. Maunya sih pake celana panjang kalo lagi sepedaan. Tapi kok culun, kan panas keringetan, trus kalo mountain bike kan olinya kemana-mana ngenain celana panjang? Masih mending kalau kita baru kena "sentuhan" ortie doang, gimana kalau kita tau-tau kehilangan keseimbangan dan jatoh ke dalam semak belukar si ortie itu? Hiii... bisa seluruh badan bentol-bentol dan panas dingin dan seluruh permukaan kayak ditusuk jarum.

No comments: